Makalah Cermin
CERMIN
Makalah
Diajukan untuk Memenui Salah Satu Tugas
dari Mata Kuliah Labolatorium Fisika Sekolah II
Dosen : Hj. Ade Yeti Nuryantini,M.Pd,M.Si
Ass.
Dosen : Adam Malik,M.Pd
Disusun
Oleh:
Shevty Riany
(1210207098)
PRODI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
Kata Pengantar
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT. Sebab dengan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat
beserta salam semoga tetap terculah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW, kepada
kluarganya,sahabatnya serta kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Sekolah Lanjutan 1 yang didalamnya berisi
tentang Cermin Datar.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini banyak kekurangannya dan masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap umumnya kepada
pembaca semuanya supaya bisa memberikan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun terhadap kesempurnaan tugas makalah
ini terutama untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
berbmanfaat khususnya untuk saya, umumnya untuk para pembaca.
Bandung, Desember 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa
dalam kehidupan sehari-hari manusia sangatlah membutuhkan cermin, Baik itu cermin
datar, cermin cekung maupun cermin cembung. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan banyaknya alat-alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang
menggukan cermin khususnya cermin cekung dan cermin cembung. Cermin cekung dan
cembung memiliki sifat yang khas dimana
keduanya memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga dapat membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan sehari-hari contohnya mengemudi. Kaca spion pada mobil merupakan contoh dari pemanfaatan cermin
cembung sebab dengan menggunakan cermin cembung bayangan dibelakang mobil dapat
terlihat lebih jauh sehingga pengemudi kendaraan dapat melihan keadaan di
belakangnya tanpa harus menengok kebelakang.
Ternyata masih banyak orang yang belum
bisa memanfaatkan keberadaan cermin cekung
dan cermin cembung tersebut. kebanyakan orang- orang memanfaatkan cermin tersebut hanya untuk kaca spion, padahal cermin cekung dan cermin cembung mempunyai
segudang manfaat yang dapat manusia pergunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal
ini terjadi karena
ketidaktahuan dan ketidakpahaman manusia terhadap teori tentang cermin cekung dan cembung. Berangkat
dari masalah diatas, saya bermaksud untuk membahas lebih lanjut mengenai cermin
cekung dan cermin cembung.
B. Rumusan
masalah
Adapun rumusan masalah pada pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana hukum
pemantulan dan sifat bayangan pada cermin cekung
dan cermin cembung?
2.
Bagaimanakah
pemanfaatan cermin cekung dan cermin
cembung dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan hukum pemantulan
dan sifat bayangan pada cermin cekung dan
cermin cembung.
2. Menjelaskan pemanfaatan cermin cekung dan cermin cembung
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Peta konsep
B. Materi
A.
Pengertian cahaya
Cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, oleh karena cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, maka
cahay dapat merambat didalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat
dalam ruang hampa udara adalah 3x108m/s. Cermin membentuk bayangan
melalui proses pemantulan. Bayangan yang dibentuk dapat berupa bayangan nyata
dan ataupun maya. Kedua bayangan tersebut dapat dilihat oleh mata, tetapi hanya
bayangan nyata yang dapat difokuskan di layar.
Bayangan
ada 2 macam, yaitu:
1.
Bayangan
nyata adalah bayangan yang terjadi karena perpotongan sinar-sinar pantul
2.
Bayangan
maya (semu) adalah bayangan yang terjadi perpotongan perpanjangan sinar pantul
Jika dua buah cermin
datar saling membentuk sudut a maka bayangannya yang terbentuk adalah
Ket: n= banyaknya bayangan
a= sudut antara dua cermin datar
Bayangan
yang dibentuk oleh cermin datar memiliki sifat
a.
Sama
tegak
b.
Bersifat
maya (semu)
c.
Jarak
bayangan kecermin sama dengan jarak benda kecermin (S=S’)
d.
Tinggi
bayangan sama dengan tinggi benda ( h’ = h)
e.
Besar
bayangan sama dengan besar benda ( m’=m)
f.
Fosisi
bayangan (orientasi kanan kiri) berlawanan dengan benda.
B.
Hukum
pemantulan cahaya
hukum pemantulan cahaya telah diselidiki oleh
snellius, sehingga didapatkan hasil yang merupakan huum snellius untuk
pemantulan cahaya Yang berbunyi :
a. Sinar
datang garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
b. Sudut
datang sama dengan sudut pantul.
Seseorang dapat
melihat benda karena benda tersebut mengeluarkan atau memantulkan cahaya ke
mata kita. Secara garis besar pemantulan cahaya terbagi menjadi dua yaitu
pemantulan teratur dan pemantulan baur
(pemantulan difus). Pemantulan teratur terjadi jika berkas sinar sejajar jatuh
pada permukaan halus sehingga berkas sinar tersebut akan dipantulkan sejajar
dan searah, sedangkan pemantulan baur terjadi jika sinar sejajar jatuh pada
permukaan yang kasar sehingga sinar tersebut akan dipantulkan ke segala arah.
Gambar
7.7 Pemantulan teratur dan Pemantulan baur Pemantulan teratur Pemantulan baur.
Cermin
sferik adalah cermin lengkung seperti permukaan lengkung sebuah bola dengan
jari-jari kelengkungan R. Cemin ini dibedakan atas cermin cekung (konkaf) dan
cermin cembung (konveks). Setiap cermin sferik baik itu cermin cekung ataupun
cermin cembung memiliki fokus f yang besarnya setengah jari-jari kelengkungan
cermin tersebut.
dengan
f : jarak fokus
R: jari-jari kelengkungan cermin
Bagian-bagian cermin lengkung
antara lain adalah sumbu utama (C-O),
titik pusat kelengkungan cermin (
C ), titik pusat bidang cermin ( O ), jari-jari kelengkungan cermin ( R ), titik
fokus / titik api ( F ) , jarak fokus (f) dan bidang fokus .
Gambar
6 Bagian-bagian pada cermin (a) cermin
cekung, (b) cermin cembung
Garis pada cermin sferik yang
menghubungkan antara pusat kelengkungan C, titik fokus
f dan titik tengah cermin O
disebut sumbu utama.
Menurut dalil Esbach jarak
antara dua titik tertentu pada cermin cekung dapat diberi nomor-nomor ruang.
Jarak sepanjang OF diberi nomor ruang I, sepanjang FC diberi nomor ruang II,
lebih jauh dari C diberi nomor ruang III dan dari O masuk ke dalam cermin
diberi nomor ruang IV. Ruang I sampai III ada di depan cermin cekung (daerah
nyata) dan ruang IV ada di belakang cermin cekung (daerah maya).
Gambar 7. Penomoran ruang pada cermin cekung. Daerah di
depan cermin disebut daerah nyata, dan daerah di belakang cermin disebut
daerah maya.
|
Pada cermin cekung semua cahaya
yang datang sejajar sumbu utama akan difokuskan sesuai dengan sifatnya yaitu
mengumpulkan cahaya. Titik berkumpulnya sinar-sinar pantul disebut titik fokus
atau titik api yang terletak di sumbu utama. Cara melukis sinar-sinar pantulnya
tetap menggunakan hukum pemantulan cahaya.
Gambar 8. Pemantulan
berkas cahaya sejajar sumbu utama pada cermin cekung
|
Bagaimana jika sinar-sinar yang
datang ke cermin cekung tidak sejajar sumbu utama? Ternyata berkas-berkas sinar
pantul akan berpotongan di satu titik yang tidak terletak pada sumbu utama.
Oleh cermin sinar-sinar tersebut akan dipantulkan tidak melalui fokus melainkan
melewati suatu titik tertentu pada bidang fokus utama seperti tampak pada
gambar 8.
Gambar 9. Pemantulan
berkas cahaya yang datangnya tidak sejajar sumbu utama pada cermin
cekung
|
C.
Pembentukan bayangan oleh cermin cekung
Untuk
menggambarkan bagaimana terbentuknya bayangan pada cermin cekung dapat
menggunakan bantuan sinar-sinar istimewa, dengan demikian lukisan bayangan akan
dapat dilukis dengan mudah karena sinar-sinar tersebut mudah diingat
ketentuannya tanpa harus mengukur sudut datang dan sudut bias. Sinar-sinaar
istimewa inipun tetap berdasarkan hukum pemantulan cahaya. Untuk menggambarkan
bagaimana terbentuknya bayangan pada cermin sferik kita dapat menggunakan
bantuan sinar-sinar istimewa, dengan demikian lukisan bayangan akan dapat kita
lukis dengan mudah.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
adalah sebagai berikut:
1.
Sinar yang datang sejajar sumbu
utama dipantulkan melalui titik fokus (F).
Gambar
10. Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan cermin cekung
melalui titik fokus
|
2.
Sinar yang datang melalui titik
fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
Gambar
11. Sinar yang melalui fokus akan dipantulkan cermin cekung sejajar sumbu utama
|
3.
Sinar-sinar yang datang melalui
pusat kelengkungan ( C ) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat
kelengkungan tersebut.
Gambar
12. Sinar yang melewati titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan cermin cekung melewati
titik tersebut.
|
Contoh melukis bayangan pada cermin cekung
§ Benda berada di jauh tak terhingga
Sinar-sinar yang berasal dari benda yang jauh tak terhingga datang
ke cermin berupa sinar-sinar sejajar dan oleh cermin sinar-sinar ini akan
dikumpulkan di fokus utama sehingga bayangan benda yang terbentuk berupa
titik di titik fokus cermin.
|
§ Benda berada di titik pusat kelengkungan cermin (titikC)
Benda AB berada di titik pusat kelengkungan cermin cekung akan
menghasilkan bayangan yang tepat berada di titik pusat kelengkungan
cermin pula. Dapatkah kamu
menyebutkan sifat-sifat bayangan yang terbentuk ?
|
§
Benda AB berada di ruang II cermin cekung akan menghasilkan bayangan di ruang III. Sebutkan sifat-sifat
bayangan yang terbentuk !
|
§ Benda berada di ruang III
Benda AB terletak di ruang III cermin cekung akan menghasilkan
bayangan di ruang II. Cobalah kamu
sebutkan sifat-sifat bayangan yang terbentuk !
|
§ Benda berada di titik fokus
Benda AB tepat di titik
fokus maka sinar-sinar yang datang dari benda dipantulkan oleh cermin
cekung sejajar sumbu utama sehingga tidak terbentuk bayangan, atau sering juga dikatakan bahwa bayangan
benda berada di jauh tak terhingga.
|
§ Benda berada di ruang I
Bila benda berada di ruang I, bayangan yang terbentuk merupakan
perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantul, sehingga bayangan berada
di belakang cermin.
|
Dari
contoh-contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa antara ruang tempat benda berada
dan tempat bayangan berada bila dijumlah hasilnya adalah 5. Kecuali benda yang
berada di titik-titik khusus. Dengan demikian berlaku:
Nomor ruang benda + nomor ruang bayangan = 5 |
D. Pembentukan Bayangan Oleh Cermin Cembung
Sama
halnya dengan cermin cekung, pada cermin cembung juga mempunyai tiga macam sinar istimewa. Karena jarak fokus dan pusat
kelengkungan cermin cembung berada di belakang cermin maka ketiga sinar
istimewa pada cermin cembung tersebut adalah :
1.
Gambar 13. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan seolah-olah dari titik fokus
|
2.
Gambar 14. Sinar yang datang seolah-olah menuju fokus
akan di pantulkan sejajar sumbu utama
|
3.
Gambar 15. Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan
akan dipantulkan kembali melalui sinar itu juga.
|
Contoh melukis bayangan
pada cermin cembung
Gambar 16. Proses pembentukan bayangan pada cermin
cembung. Bayangan dari benda nyata selalu di ruang I cermin, bersifat maya,
diperkecil dan sama tegak dengan bendanya.
|
Itulah sebabnya
bayangan yang terlihat di dalam kaca
spion dari benda-benda nyata di depan kaca spion tampak mengecil dan spion
mampu mengamati ruang yang lebih luas.
Selain dengan cara melukis secara cepat
kamu dapat menentukan sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin-cermin
sferik dengan menggunakan ketentuan-ketentuan berikut :
-
Jumlah nomor ruang benda dan
nomor ruang bayangan selalu sama dengan lima
-
Benda yang terletak di ruang II
dan III selalu menghasilkan bayangan yang terbalikterhadap bendanya. Sedangkan
benda-benda yang berada di ruang I dan IV akan selalu menghasilkan bayangan
yang sama tegak dengan bendanya.
-
Jika nomor ruang bayangan lebih
besar daripada nomor ruang benda, bayangan selalu lebih besar daripada bendanya
(diperbesar).
-
Jika nomor ruang bayangan lebih
kecil daripada nomor ruang benda, bayangan selalu lebih kecil daripada bendanya
(diperkecil).
3) Hubungan antara Jarak Benda, Jarak
Fokus dan Jarak Bayangan
Gambar 17. Hubungan antara jarak benda (s), jarak
bayangan (s’), dan jarak fokus (f) dalam ukuran geometri.
|
Perhatikan
perbandingan-perbandingan geometri dan trigonometri dari gambar 17 tersebut di
atas. Jarak AB ke O adalah jarak benda (s), jarak A’B’ ke cermin adalah jarak
bayangan (s’) dan jarak F ke O adalah jaraak fokus (f). Pada gambar tersebut
tampak bahwa segitiga GFO dan A'B'F sebangun sehingga berlaku,
sehingga
Pada gambar
tampak juga bahwa segitiga ABO dan A'B'O sebangun sehingga diperoleh,
sehingga
.
Substitusikan kedua persamaan sehingga diperoleh persamaan
, gunakan
perkalian silang sehingga,
s’.f
= s.s’ – s.f
Bagilah semua ruas dengan ss'f,
akhirnya diperoleh :
atau
Bila jarak
fokus sama dengan separuh jarak pusat kelengkungan cermin f = ½ R, sehingga
persamaan cermin lengkung juga dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut
Dalam menggunakan persamaan tersebut
perlu diperhatikan kesepakatan tanda yang telah disepakati bersama yaitu :
a.
Jarak benda s bernilai
positif (+) jika benda nyata terletak di depan cermin.
Jarak benda s bernilai negatif
(-) jika benda maya terletak di belakang cermin.
b.
Jarak bayangan s’ bernilai
positif (+) jika bayangan nyata di depan cermin.
Jarak bayangan s’ bernilai
negatif (-) jika bayangan maya di belakang cermin.
c.
R dan f bertanda
positif (+) untuk cermin cekung dan bertanda (-) untuk cermin cembung.
Berbeda
dengan cermin datar besar bayangan yang dibentuk oleh cermin lengkung
berbeda-beda sesuai dengan letak benda tersebut terhadap cermin. Untuk
mengetahui perbesaran linier pada pembentukan bayangan pada cermin lengkung
maka dapat dibandingkan tinggi bayangan h’
dengan tinggi benda h atau jarak bayangan terhadap cermin s’
dengan jarak benda terhadap cermin s.
dengan
M : perbesaran linier
h’ : tinggi bayangan
h : tinggi benda
s’ : jarak bayangan terhadap cermin
s : jarak benda terhadap cermin
Jika dalam penghitungan ternyata
diperoleh M >1 artinya bayangan yang dibentuk lebih besar daripada
bendanya, jika M = 1 maka bayangan sama besar dengan bendanya sedangkan
jika 0<M<1 maka bayangan yang dibentuk akan lebih kecil dari
bendanya
BAB III
APLIKASI MATERI
A.
Aplikasi
Materi
1) Penggunaan cermin cekung
ü Kaca rias
Cermin
cekung dengan fokus yang besar dapat dijadikan kaca rias, karena menghasilkan
bayangan yang diperbesar
ü Parabola
Cermin
cekung banyak digunakan sebagai parabola karena sifatnya yang mengumpulkan
gelombang
ü Teropong
Cermin
cekung digunakan pada teropong pantul pengganti lensa okuler
2) Cermin
Cembung
Cermin
cembung memiliki sifat selalu membentuk bayangan yang tegak, maya dan
diperkecil, sehingga cermin ini mampu membentuk
bayangan benda yang sangat luas.
Dengan
sifat ini maka cermin cembung banyak digunakan pada:
ü kaca spion pada kendaraan
ü kaca pengintai pada supermarket
ü kaca spion pada tikungan jalan
B.
Soal
dan Pembahasan
1. Sebuah benda yang tingginya 20 cm diletakkan 10 cm
didepan sebuah cermin cekung yang memiliki fokus 15 cm. Hitunglah:
a. letak bayangan
b. perbesaran bayangan
a. letak bayangan
b. perbesaran bayangan
Dik.
h = 20 cm
f = 15 cm
s = 10 cm
Dit.
a. s’ = ? b. M = ? c.
h’ = ?
Jawab:
a. 1/f = 1/s + 1/s’
1/15 = 1/10 + 1/s’
1/s’ = 1/15 – 1/10
= 2/30 – 3/30
= -1/30
s’ = -30 cm (maya, tegak)
b. M =
|s’/s|
= 30/10
= 3 (diperbesar)
c. M = h’/h
3 = h’/20
h’ =20 x 3
= 60 cm
2.
Sebuah benda terletak 5 cm di
depan sebuah cermin cekung yang berjari-jari 20 cm. Tentukan
a.
jarak bayangan
b.
Perbesaran bayangan
c.
sifat-sifat bayangan!
Penyelesaian:
Diketahui : s = 5 cm
Diketahui : s = 5 cm
R = 20 cm
maka f = 10 cm
Ditanya :
a. s’
b. M
c. sifat-sifat bayangan
Ditanya :
a. s’
b. M
c. sifat-sifat bayangan
Jawab:
a.
sehingga
s’ = - 10 cm
Jadi
jarak bayangannya 10 cm
b. M
=
kali
c. Sifat-sifat
bayangannya adalah : maya, tegak, diperbesar, di ruang IV.
3.
Sebuah benda diletakan 20 cm di depan cermin cekung
yang mempunyai jari-jari kelengkungan 30 cm.
a.
Tentukan letak bayangan yang tebentuk dan sebutkan
sifat-sifatnya.
b.
Hitunglah pembesaran bayangannya.
Penyelesaian:
Diketahui:
S1 =
20 cm
R =
30 cm, f =
R =
x30 = 15 cm
Ditanya:
a.
S2
b.
sifat-sifatnya.
c.
M
Jawaban:
a.
Jarak bayangan
=
+
=
+
=
=
=
S2 =
60 cm
b.
Sifat yangan adalah nyata, terbalik, diperbesar, dan
terletak diruangan III.
c.
Perbesaran bayangan
M =
=
=
3 kali
4.
Sebuah benda diletakan 20 cm didepan sebuah cermin
cekung. Perbesaran yang terjadi 3 kali ukuran semula. Berapakah fokus cermin
cekung tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
S1 = 20 cm
M =
3
Ditanya: f
Jawab:
M =
3 =
=
S2 = 3x 20
= 60 cm
=
+
=
+
=
=
f =
= 15 cm
C.
Lembar kerja
siswa
Hubungan
Antara Titik Fokus, Jarak Benda, Dan
Jarak
Bayangan Pada Cermin Cekung
A. Tujuan
:
Mempelajari hubungan
antara titik focus, jarak benda, dan jarak bayangan pada cermin cekung.
B. Alat
dan Bahan :
-
Cermin cekung
-
Lilin
-
Layar putih
- Bangku
optic
C. Prosedur
kerja
1. Letakan
lilin di bangku optik diantara cermin cekung dan layar pituh
2. Geser-geserlah
letak layar sepanjang mistar bangku optic hingga didapatkan bayangan yang jelas
pada layar putih.
3. Mengukur
jarak layar dari cermin (sebagai
).
4. Mencatat
hasil pengukuran dalam table pengamatan.
5. Mengulangi
langkah diatas dengan mengubah letak bayangan (
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, oleh karena cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, maka
cahay dapat merambat didalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat
dalam ruang hampa udara adalah 3x108m/s. Cermin membentuk bayangan
melalui proses pemantulan. Bayangan yang dibentuk dapat berupa bayangan nyata
dan ataupun maya. Kedua bayangan tersebut dapat dilihat oleh mata, tetapi hanya
bayangan nyata yang dapat difokuskan di layar.
hukum pemantulan cahaya telah diselidiki oleh
snellius, sehingga didapatkan hasil yang merupakan huum snellius untuk
pemantulan cahaya Yang berbunyi :
c. Sinar
datang garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
d. Sudut
datang sama dengan sudut pantul.
B. SARAN
Dengan
adanya laporan ini, saya akan menyampaikan beberapa saran kepada para
praktikum ketika melakukan percobaan
harus melakukan ketelitian dan kehati-hatianlah yang menentukan hasil yang
sesuai dengan data yang kita peroleh. Dan harus memahami materi atau konsep yang
akan kita praktikumkan. Memahami prosedur atau langkah kerja agar mudah kita
melakukan percobaan dan berjalan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Tipler. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Edisi
ketiga jild 2. Jakarta : Erlangga
Bueche
Frederick J. 2006. Fisika Universitas. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga
Gamjanti,
Aby Sarojo. 2011. Gelombang dan Optik . Jakarta: Salemba Teknika
Searz
dan Zemensky. 2003. Fisika Universitas. Edisi kesepuluh. Jilid 2 . Jakarta :
Erlangga
Sutrisno.
1979. Fisika Dasar Gelombang & Optik. Bandung : ITB
Douglas C Giancoli.2001. Fisika.Edisi
5.Jakarta:Erlangga
Zemensky Sears.1991.Fisika untuk Universitas 3 Optik
Fisika Moderen. Jakarta : Trimitra Mandiri
Halliday. David .1997. Fisika. Jilid 2. Edisi
ketiga. Jakarta : Erlangga
_____________,
Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Sangat membantu sist
ideskripsi.com
Posting Komentar