“Dan tibalah waktunya”
Semulanya
saya tak pernah mempercayai ini semua, akan tetapi dari keyakinan yang selalu
saya tanamkan dari dulu hingga akhirnya sayapun mendapatkan keyakinan itu.
Subhanalloh suatu anugrah yang engkau berikan kepada hambamu ini. Dengan segala
kekuranganku selama ini Alloh memberikan kekuatan kepadaku sampai akhirnya saya
bisa melalui masa-masa dimana saya mengalami kesulitan,kegelisahan,keputusasaan
dan keterpurukan. Dari berbagai masalah terus silih berganti menguji
keyakinanku, tetapi entah mengapa rasa keyakinanku semakin kuat dengan adanya
berbagai uijan itu. Sampai-sampai semua teman dekatku menyarankan untuk membuka
hati untuk laki-laki lain,, memang sempat terbesit dalam anganku untuk
mengikuti semua saran teman-temanku, alhasil semuanya nihil meski saya telah
melakukannya tetap saja hati ini hanya kuberikan kepadanya. Ya Alloh… apa yang
harus sya lakukan, setelah mencoba berbagai alternativ tetap saja hati ini tak
memberikan untuk saya melakukannya. Mungkinkah dia peduli? dan mungkinkah
memang dia benar-benar tak peduli??.. seketika otaku berpikir seperti itu. Tapi
terkadang pikiran indah pun melintas “hingga akhirnya saya mendapatkan semua
keyakinan itu” hee …disisi lain saya berpikir “aah,, sudahlah akhiri saja”
karena memang saya kurang mendapatkan respon yang baik. __________________
Bulan-bulan
yang sangat cepat hingga tak terasa beberapa bulan lagi kita akan berada pada
bulan suci romadhon. Sebelum bulan suci itu tiba biasanya di pengajian tempat
saya belajar agama mengadakan acar yang rutinitas dilaksanakan setiap libur
panjanng sekolah, yang kebetulan bertepatan dengan liburan semesteran kuliah
saya juga. Segala persiapan telah di siapkan dari mulai tempat, kepanitiaan,
peserta hingga perizinan telah selesai. Mungkin kekurangan pada acara tahun
kali ini yaitu sumber daya manusianya yang tiap tahunya menyusut. Tapi dengan
demikian kita sebagai generasi penerus tidak putus asa tetap melanjutkan
acarnya, hingga saya mengusulkan kepada ketua IRMA “Ikatan Remaja Mesjid” untuk
menambah panitia saya membawa 2 rekan
seperjuangan saya di bangku kuliah, dan alhamdllh teman saya disambut dengan
baik sama semua keluarga besar IRMA, sehingga kedua rekan saya merasa nyaman
dan tidak merasa diasinngkan. Waktu tak terasa sampai-sampai acara “OUTBOND”
itu tinggal 1 hari lagi, dengan segala persiapan yang sederhana alhamdllh
berjalan dengan lancar.
Pada
hari itu para panitia sibuk dengan segala tugasnya masing-nmasing yang
kebetulan saya dipercayai memegang acar outbond tersebut,, saya menyusun acara
sesederhana mungkin tapi banyak manfaatnya dari pada acara dipadatkan tetapi
anak-anak meras borring/bosan dan merasa didikte oleh kita. Saya mensiasati itu
dengan rekan saya dengan pemikiran yang matang hingga mengemas acara yang
sederhana tapi asyik dan tidak keluar dari aturan yang sebelumnya diterapkan
dari acara ini. Pada saat jalannya acara ini saya merasa aneh dengan sikap dia,
jauh dari perlakuan dia yang biasanya. Suatu perubahan yang saya tunggu-tunggu,
terimakasih ya Robb.. tak hentinya saya mengucapkan syukur kepada-NYA. Respon
yang sangat baik hingga acara yang saya pegang menambah penyemangat baru. Dan
akhirnya saya menikati perubahan itu dengan tersenyum lebar, komunikasipun
berjalan dengan lancar, selama 3 hari acara outbobd berlangsung pada malam api unggun,, itulah
yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta dan panitia termasuk saya. Sore harinya
saya dan sebagian panitia membuat rancangan untuk prosesi api unggu. Panitia
laki-laki membuat untuk unggun sedangkan saya melatih peserta yang terlibat
menjadi petugas unggun.
Di tengah saya sedang
melatih peserta unggun tiba-tiba dia datang, waaaahh jantung itu berdetak lebih
kencang dari detakan normalnya,, mungkin percampuran antara senang dan gerogi
“GR”.haaaa…lalu dia duduk manis dengan sodara perempuannya tepatnya “bibinya
yang bernama Tuti” entah apa yang mereka obrolkan, sekali-kali saya mengalihkan
pandangan kepadanya dan memberikan senyuman.
Tak
terasa hari semakin gelap tanda mau masuknya waktu magrib, dan kita
punmemutuskan untuk berhenti berlatih, tapi sebelumnya saya memastikan semua
petugas unggun siap dan bisa semua, kemudia gladi bersih pun selesai
dilaksanakan. Ketika bubar dan perlahan langkah kami pun terhenti dengan posisi
berhadapan dan diapun pamitan “ nong..A pulang dulu yah?,,insyalloh habis
mangrib kesini lagi” dan saya hanya bisa menjawab “iyah dan anggukan kepala
sambil tersenyum “ iiiyaah a, hati-hati..” selama dia berjalan saya tak
mengalihkan pandangan kemapun haya terfokus kepadanya, dan terkadang dia juga
menoleh. Meski itu yang saya dapat tapi
itu merupakan hal yang terindah, justru karena sikap kecuekan dialah yang
membuat keyakina saya semakin kuat kalau dialah IMAMKU kelak Amiiiin…
Tibalah saatnya malam
yang kita tunggu-tunggu semuanya sampai sebagian warga pun berdatangan kelokasi
perkemahan kami lebih tepatnya ke acara outbond. Semua persiapan sudah mencapai
100 % . Tetapi kenapa kondisi saya malah menurun tiba-tiba badanpun terasa
panas, mungkin kurang istirahat dan kecapean. Berhubung dia masih berada di
rumah saya menghubungi dia via sms karena kebetulan lokasi perkemahan lumayan
jauh dari pemukiman. Saya berpesan ingin
dibawaka larutan, mungkin saja dengan meminum itu kondisi saya bisa pulih
kembali. Sampailah dia dilokasi kemudian dia membalas sms itu “ nich
nong!maksudnya larutan itu dah dia beli” Yang kebetulan saya sedang berada
didalam tenda karena saya sedang dikerok oleh salah satu teman saya malam itu
saya masuk angin. Kemudian saya keluar dan bertemulah denganya, dia berada di
tenda posko bersama ibunya, bersalamanlah saya dengan ibunya dan saya
mengucapkan terimaksih ke dia dan membawakan larutan itu.
Berlangsunglah
acara api unggun malam itu dengan khidmat semua peserta unggun yang terlibat di
malam itu terbawa suasana haru yang didalam acara itu kita kemas muhasabah yang
isinya perenungan diri, hingga berdampak positif yaitu kita merasa tak ada
apa-apanya bahkan tak berani untuk menyombongkan diri dan mengakui bahwa sannya
Alloh yang Maha segalanya. Semua yang mengikuti api unggun bercucuran air mata,
setelah selesai acara unggunnya kemudian saya mengirimkan pesan singkat ke
dia,, yang kebetulan posisi kita tak berjauhan, saya meminta maaf, dan diapun
memaafkannya dan kita saling memaafkan. Di tengah pesan singkat sepertinya ada
yang aneh dari dia,,hmmmmp apaa yaaah? Ternyata obrolan kita lewat pesan
singkat itu semakin menjurus kalau dia
ingin menawarkan berkomitmen tapi dia sebelumnya mengatakan “apa nong
siap dengan keadaan A saat ini dan dengan cara yang seperti ini?” maksudnya
dari sms itu yang bisa saya fahami yaitu, memang kalau dia berkomitmen kayanya
tidak ingn dipublikasikan, cukup kita saja yang merasakan kebahagiaan itu biarkan
orang lain tahu dengan penilaiannya sendiri.
Dan akhirnya saya menyepakatinya.
Alhamdullilah ya Alloh inilah waktu yang
saya idamkan, meskipun dengan sgla konsekuensinya akhirnya saya bias
berkomitmen juga meski dengan segala perjalanan kerikil yang pernah saya lalaui
sebelumnya. Malam semakin larut hingga sisa api unggun hanya tinggal bara dan
abunya,, kebetulan saya tidur di luar dengan salah satu teman kuliah saya
karena teman yang satunya lagi udah pulang karena ada kepentingan dengan
kuliahnya. Malam itu banyak sekali nyamuk saya memutuskan untuk memakai autan,
tiba-tiba dia mengajak untuk duduk bersamanya di depan api unggun biar
terhindar dari nyamuk, saya membalasnya dengan sms” ngga ah malu A banyak
orang” lalu dia menjawab “gpp sini ajah” dan akhirnya saya memberanikan diri
menghampirinya,, meski saya malu takut orang berpikir saya gimanaaaaa gituu,,,
karena perempuannya saya sendiri. Malam itu menjadi malam yang sangat indaah
kita duduk bareng di bawah miliyaran bintang hingga diapun mengatakan “ justru
kita paling beruntung di antara mereka, mereka baru bisa menikmati hotel
berbitang 5, tapi kita dibawah miliyaran bintang”. Waaaaah
indaaaaahnyaaa..(tersenyum dan tersanjung kata-katanya).
Semalam
kita menikmati indahnya,, sambil mendengarkan musik “if your not the one” yang
di populerkan Daniel.. sampai saat ini itu mejadi lagu kebangsaan kita, kalau
dengar lagu itu serasa kembali ke masa malam
api unggun itu.
Singkatnya cerita kita
menjalani sebuah komitmen itu, tak pernahku sangka sebelumnya akan seindah ini
setelah keyakian itu terjawab. Tapi selum sepenuhnya keyakinan itu saya akui karena sebelum terikat syah
dengan janji pernikahan. Setalah itu kamipun menjalin komunikasi secara
intens,, tapi anehnya justru dengan intens disitulah jadi masalah bermunculan,
mungkin karena saya yang sensitive atau mungkin karena faktor lain. Ketika
bulan suci tiba tepatnya bulan romadhon kita sebagai umat muslim menyambut
bulan suci itu dengan hati yang senang dan bangga.
Ketika bulan romadhon itu berjalan dengan
rutinitas biasanya. Dan tak terasa hubungan kamipun berjalan dengan lancar,,
tapi suatu malam entah apa yang saya pikirkan karena mungkin tertutup dengan
besarnya rasa cemburu saya, dan saya mengakui kalau kecemburuan itu ekspresi
dan kebesaran cinta saya kepadanya. Tapi terlalu gitu juga itu tidak baik karena akan menimbulkan
rasa kecurigaan dan menghilangkan kepercayaan terhadap pasangan kita sehingga tak tersa kita telah melakukan suudzon. Nah
untuk itu kita hindari perbuatan tercela itu.
Ada
salah satu hadits nabi “ janganlah kamu terlalu mencintai dan berlebihan karena
sesungguhnya itu akan menyakitkan”. Dari kecemburuan itulah masalah kecil
menjadi besar dan akhirnya dia merasa tidak nyaman dengan ucapan atau sikap
saya yang selalu menyinggung masa lalunya. Tapi sebagai naluri perempuan akan
tetap menyakitkan jika memang masa lalu itu terusik. Dan naifnya perempuan
sudah tahu itu akan menyakitkan buatnya tapi kenapa selalu ingin mengungkitnya
kembali seperti rasa sakit itu di cari-cari. Dari situ dia berpikir kalau saya
belum yakin sepenuhnya. Tapi jujur saja memang saya yakin sama dia tapi
kewaspadaan itu harus ada, karena dalam memilih imam kita itu haruslah matang.
Tapi yang saya utamakan kesholehan dan keturunannya karena itulah yang akan
mengantarkan saya menjadi isteri yang solehah yang akan menjadi penghuni
syurganya alloh. Amiiieen…
Pagi itu setelah selesai
kuliah subuh kami sebagai jama’ah Tariqat Qodiriyah Naqsyabaniyah “TQN”
mengikuti manakiban bersama meskipun tak langsung di pusat Tasikmalaya tapi
kami tetap mengikuti manakiban dengan cara
radio online. Pagi itu yang tak
saya duga-duga akan menjadi pagi hari yang mendung, selama manakiban berjalan
ternyata netbook saya sedikit error yaitu modem untuk mennyambungkan online itu
tidak jalan ntah kenapa. tak lama kemudian dia mengatakan sesuatu yang membuat
detak jantung ini terhenti seketika kemudia berdetak kencang. Ya Alloh,,, ternyata dia ingin mengakhiri komitmen itu
serentak hati itu serasa rapuh seperti sedia kala dan saya tak bisa untuk
berkata-kata lagi,, kata itu terucaplah dari mulutnya “ bagaimana kalau kita
istirahat/break dulu? Dari pada terus seperti ini A gak yakin kalau nong
percaya dan sudah yakin sama A” kemudian saya mencoba mempertahankan komitmen
itu dan saya berjanji agar tidak membahas ataupun menyinggung masa lalu,
padahal dia sudah melupakan itu. Dan usaha sayapun tetap tidak merubah
keputusannya, sakit rasanya ingin mengeluarkan lelehan air mata itu tapi saya
mencoba untuk menahan sekuat-kuatnya. Dia meminta istirahat selama 1 bulan.
Dengan berat hati saya menerima keputusan dia. Mungkin saja dengan masa break
ini kita bias lebih berintrospeksi masing-masing.
Ceritanyah
sayaa galaaauuuu niih .. .. waktu
selesai sahur kita membahas masalah itu lagi ternyat dia masih mempertahankan
keputusannya dan berkata “ semoga saja rembulan itu muncul lagi tanpa
diselimuti kabut hitam” saat itu juga setelah membaca pesan singkat yang dia
kirim seketik air mata itu sudah tak terbendung lagi, baru saja saya sahur 3
suap. Kemudian saya memutusan lari kerumah sahabat saya yaitu sinta. Lalu
mamahku memanggil-manggil “ ia mau kemana? Kemudian saya menjawab dengan nada
menahan tangisan “ mau kerumah sinta dulu mah sebentar” mamahku langsung mengijinkan.
Sesampainya saya dirumah sinta, saya langsung masuk ke kamarnya lalu sinta
bertanya “ Apa yang trjadi dengan nong? Tiba-tiba lanngsung nangis sampai
tersedu-sedu.. tapi tanpa saya berceritapun dia langsung mengatakan “ pasti ada
kaitannya dengan si Aa yaitu dia” saya tak kuasa menceritakan kejadian itu, tak
berhentilah tangisan itu. Sampai mau imsak tiba saya masih dalam keadaan
menangis tersedu, sinta pun tak melepaskan pelukannya. Karena saya tak bisa
menceritakannya maka sinta memutuskan untuk menenangkan saya karena takut
terdengan mamah atau neneknya sinta kan malu.
Dari situ tangisanku perlahan terhenti. Sinta
hanya menyarankanku untuk kuat dan bersabar. Setelah itu saya memutuskan ntuk
pualang karena harus mencuci piring bekas
sahur tadi.
Dengan
seiringnya waktu dan saya mencoba melarikan itu dengan tadarusan dan membaca
novel yang kebetulan saya pinjem darinya. Biar tidak teringat akan kejadian
itu. Baru amu hampir 1 bulan sudah terhenti, tapi mungkin itu yang terbaik buat
jalan hidupku. Sempat teringat apa yang dia ucapkan “ jika kita mempunyai
masalah maka mintalah jalan keluar kepada pencipta masalah itu” dari situlah
saya menuangkan semua perasaan yang saya rasakan saat ini. Hasilnyapun
menenangkan dari pada kita bercerita kepada orang lain yang belum tentu orang
itu merasakan apa yang sedang saya alami saat ini. Karena hanya Alloh lah yang
tahu kebutuhan kita. Tak terasa bulan suci ramadhon 1 hari lagi berakhir malam
itu merupakan malam takbiran yang mana dilakukan semua umat islam bertakbir dan
menabuh bedug dan hatipun merasa antara senang dan sedih ketiaka mendengar
kumandangan takbir pada malam itu senangnya karena kita semua umat islam akan
menanti hari yang fitri dimana hari itu kita seperti terlahir bersih dari dosa
sedangkan sedihnya kita akan meninggalkan bulan nansuci yaitu Romadhon.
Seperti
tahun ke tahun saya hanya mengikuti takbiran dirumah terkadang suka keluar
melihat ke mesjid sedangkan usia seangkatan saya biasanya malam takbiran itu
suka pada keluar dengan pasangannya masing-masing termasuk sinta sahabat saya,
terkadang hati kecilpun saya ingin merasakan masa muda sepertihalnya teman
sejawat saya tapi orang tua tak mengizinkan, memang setelah saya pikirkan
kurang manfaatnya juga makanya saya mengikuti aturan yang ada dalam keluarga
saya, dan memang saya kurang suka pergi kesuatu tempat yang banyak banget orang
karena itu akan membuat saya pusing,, hee
mendingan ketempat yang dengan keindahan alam seperti sawah,kebun,sungai
dsb.
Pada malam itu kamipun sekeluarga berkumpul
senang rasanya saya masih diberikan kesempatan oleh Alloh berkumpul dengan
keluarga yang lengkap. Ketika perkumpulan itu dipenuhi dengan canda tawa
apalagi bibi-bibi saya yang sangat gemar tertawa bahkan ada yang sampai
terbahak,haaaaa..buahaaa…
Kemudian
salah satu bibi saya membicarakan akan mudik ke rumah suaminya pada hari
pertama setelah lebaran yaitu ke Cianjur. Setelah panjang lebar mereka
berdiskusi saya hanya tersenyum dan mengikuti perbincangan mereka. Dan pada
malam itu mamah menyuruh saya untuk jaga rumah saja lagi pula tahun lalu saya
dah pernah berkunjung kesana. Seketika saya memberanikan diri berbisik ke
telinga mamah saya “ mah,, ia juga di ajak sama keluarga pak ustadz (bapaknya
dia) untuk ikut bareng keluarga besarnya dia” karena ia di ajak sama salah satu
kakaknya dia. Kemudian sebelum mamah saya menjawab ternyata di samping saya
adik mamah yang kedua yaitu tepatnya masih bibi saya karena mamah saya memiliki
4 adik perempuan dari 5 bersaudara. Terus bibi saya berteriak “ adeuuuuuuhh si ia
mah mau dikenalin sma calon mertuanya tuh ! semua yang berada diruangan tertawa
ngeledekin saya dan akhirnya muka sayapun memerah.. lalu mamah saya menjawab “
ya boleh saja, tadinya juga mamah saranan ia jangan ikut ke Cianjur soalnya suruh jaga rumah. Tapi
berhubung ia juga mau pergi ya sudah berarti nanti rumah harus mamah kunci”.
Seneng
juga dapet izin dari mamah dan semua keluarga tapii maluuu juga tauu habisnya
suka ngeledekin dengan landihan “ waaah sekarang mah ia jadi bu ustadz doong”
hee .. yah saya hanya bisa tersenyum dan mengamini semua doa saudara-saudaraku
dan alhamdullilah mendapatkan respon yang baik.
Kemudian
sesampainya saya dirumah orang tua saya bertanya “ emang bener ia di ajak
keluarga pak ustadz?.. lalu saya menjawab “ iyah mah,, beberapa hari yang lalu
salah satu kakak perempuannya dia sempat ngobrol lama dan tiba-tiba menanyakan
kedekatan ia sama dia ,,ya ia hanya mengatakan cuma deket ajah gak menjalin
hubungan dan sama halnya yang selalu ia katakana kesemua orang kalau ia tidak
memiliki hubungan sama dia (karena memang maunya dia hanya kita dulu yang
merasakan dan tahu kebahagiaan itu tidak ingin dipublikasikan). Lanjut mamah
itu katanya ia ga punya hubungan, tapi ko bisa di ajak gtu siih?, sebenarnya ia
sama dia pacaran gak ? dan dengan
jawaban yang sama ia menjawab TIDAK mah,,karena ia sudah menyepakati apa yang
dia sarankan. Padahal kenyataanya saya sudah tidak dalam komitmen itu, kemudian
bapak ikut bicara “ yah mungkin kenapa ia di ajak, karena mereka juga punya
penilaian yang sama seperti halnya kita meskipun kalian menyembunyikannya
serapat mungkin tapi yang namanya orang tua tahu apa yang di rasakan anaknya,
diamnya orang tua itu bukan karena tidak peduli tapi memperhatikan dari jauh”
kemudian saya hanya bisa menundukan kepala dan langsung pamit masuk kamar
karena hampir larut malam takut subuhnya kesianga.
Dan mamah juga sudah menyuruh saya masuk
kamar, tak lupa mamah selalu mengingatkanku untuk cuci tangan, cuci kaki, gosok
gigi dan berdoa sebelum tidur. Memang terlihat saya seperti anak kecil tapi
itulah bukti sayang mamah terhadap anaknyya,, atau kemungkinan lain apa karena
sayanya sajah yang selalu lupa pesan mamah .heee (kadang-kadang siiih). Setelah
selesai dari kamar mandi dan melaksanakan perintah mamahku tersayang lalu saya
langsung masuk kamar. Nah,, didalam kamar sya tidak langsung tidur, masih
memikirkan apa yang tadi bapak saya ucapkan. Hmmm.. benerjuga yah? Tapi ya
sudahlah mungkin itu kenyataannya.
(24.00 WIB) Zzzzzzzzzzzzzzzz …………
Setelah
selesai shalat subuh dan kumandang takbir dilanjutkan Allahu akbar allohu akbar
allohu akbar laailaahaillallohu allohu akbar allohu akbar walillahilham…saya
dan mamah menyiapkan ketupat dan sayurnya karena kebiasaan bapak saya suka
makan dulu sebelum shalat Idul Fitri. Selesainya makan bersama lalu bapak pergi
kemesjid lebih awal, dan beberapa menit kami menyusulnya karena saya harus menunggu
mamah dulu, karena masih harus membereskan rumah makanya tiap tahun kami selalu
di shof yang paling belakang atau suka kebagian di halaman rumah orang yang
dekat dengan mesjid, kalau sahabat saya Sinta selalu di depan karena jam 05.30
WIB dia sudah berada di mesjid. Telah selesai kita melaksanakan shalat sunat
Idul Fitri sambil bermusofahah dengan semua jama’ah saling memaafkan, banyak
yang mengeluarkan air mata, tapi kenapa saya belum nangis juga yah,, tapi
ketika barisan yang mau mendekati posisi mamah saya berdiri seketika air mata
itu keluar tak tertahaankan sampai saya menangis keras dan meminta ampunan serta
doa kepada mamah, lalu mamah juga tak kuasa menahan tangisan itu di sela
tangisan itu mamah selalu mendoakan ku. Kemudia saya dan mamah melanjutkan
bersilaturahmi ke rumah pak ustadz yaitu bapaknya dia dan semua orangpun
melakukan hal yang sama, pas masuk kedalam saya selesai salaman dengan bapaknya tapi ko saya tak melihat dia berada
di tengah keluarrganya,, tapi tak lama kemudian dia keluar dari kamarnya dengan
mata sembab dan hidung merah karena dia cukup memiliki warna kulit putih.
Selesailah silaturahmi saya.
Saya
sama mamah selama perjalanan menuju kerumah sambil bersalaman dengan tetangga
lainnya, setibanya dirumah saya langsung berlari kerumah ingin secepatnya
menemui bapak saya dan ketika berhadapan tanpa aba-aba lagi saya langsung
memeluk bapak dan meminta maaf kemudian bapak mengelus kepala saya sambil
mendoakan,”sudah-sudah ah ia jangn nangis lagi bapak sudah maafkan ia ko” lalu
ia tersenyum dan melepaskan pelukan itu. Saya langsung masuk ke kamar dan melanjutkan
tangisan yang sempat tadi tertahankan. Sambil membuka mukena saya perlahan
berhenti menangis karena bapak sudah memanggil harus segera siap pergi
silaturahmi lagi kerumah nenek dan berjiarah ke kuburannya kakek-kakek saya dan
saudarra yang lainnya. Seharian sudah saya berkeliling bersilaturahmi dan
lumayan melelahkan juga. Lalu saya pergi kerumah sahabat saya soalnya saya
belum bersilaturahmi dengan guru-guru pengajian saya.
Hari
pertama lebaran sudah terlalui, sekarang masuk hari pertama setelah lebaran
tepatnya 1 syawal dimana hari itu semua keluarga dari mamah saya akan pergi ke
ke Cianjur kampung halaman suaminya bibi saya, lalu mamah berkata “ ia kapan
pergi ke plerednya? “kampung halaman keluarga besarnya dia” nanti sekitar jam 07.00 atau jam 08.00 WIB
mah,, oh iyah nanti ia yang ngunci rumah yah, karena mamah jam 06.00harus
berangkat duluan. Kebetulan rumah saya jarang dikunci makanya sekarang ribut
pinjem gembok. Lalu saya disuruh pinjem ke neneknya sinta, tapi saya masih
ingat kalau dia juga punya gembok kobong yang dipegangnya. Dan sayapun langsung
menghubunnginya untuk meminjamka gambok tesebut, lalu diapun membalasnya “
iyah, disini juga ada, nanti nong ambil saja kesini “ dan saya menjawab iyah
nanti ba’da subuh nong kesana. Tak lama
kemudian saya mengabari mamah kalau gambok itu ada,”mah gambok sudah ada sekarng
ia mau mengambilnya”, ya sudah ambil sanah cepat “jawab mamah”.
Langkah
demilangkah akhirnya saya sampai di depan rumah dia, lalu dia langsung keluar
rumah dan memberikan gamboknya. Selama memberikan gambok itu dia sempat
memandang saya dan bertanya “ jadi mau ikut?? Dan saya tidak bisa menjawab
hanya memukul pelan ke dadanya dia berulang kali. Dari situ dia sudah faham,
lalu dia menjawab lagi “ ya sudah ayo atuuh..nanti kesini ajah yah. Saya
tersenyum dan langsung pamit pulang karena mamah sudah menunggu gamboknya.
Sesampainya saya dirumah mamah dan bapak sudah siap mereka sudah berada di
dalam mobil lalu mamah pamitan sambil mengingatkan saya mengunci pintu dan
hati-hati kalau jadi kesana harus bersikap sopan. Saya langsung mencium tangan
mamah dan merakapun langsung berangkat, tinggalah saya dirumah sendirian.
Kemudian salah satu kakaknya dia menelpon saya
“ neng jadi ikut kesanakan? Kalau jadi nanti kerumah bapak langsung yah soalnya
teteh udah ada di rumah bapak. Dan saya menjawab “ iyah teh ia segera kesana”.
Sampailah saya dirumahnya lalu keluarganya dia langsung menyambut saya dengan
hangat dan mempersilakan saya masuk kerumahnya. Tak lama kemudian dia langsung
keluar kamar dan tiba-tiba dia menjulurkan tangannya “ nih masukin ke tas casan
A sama ampau buat suadara-saudara A nanti disana” saya sempat kaget,looh koo??
Dalam hati saya berkata”. Tapi saya langsung menerima apa yang dia kasih,
mungkin dia mau menitipkannya, waaah seneng banget deh,hee.. semua
kakak-kakaknya dia berteriak pelan ketika dia keluar dengan kaos oblong yang
putih kesayangannya. “ aduuuh Aa masa mau pake kaos butut itu lagi,, padahal
kan baju bagus juga banyak” lalu kakak pertama dia bilang” harus ada yang
ngurus baru bisa rapih (harus punya isteri dulu). Terus disambung lagi sama
kakak ketiganya dia “ tuh neng ia dandani coba si Aa teh” dan saya hanya bisa
tersenyum dan melirik kepadanya. Hee .. (seakan
keluarga mereka telah tau kedekatan kita dan merestuinya). Ya memang kaos
oblong itumah kameumeutnya (kesayangan) si Aa. Lalu dia membalas apa yang di
ucapkan semua kakaknya “ ah,, cukup da Cuma pake kaos oblong juga” tapi adik
laki-lakinya yang kedua dia menjawab” hmmm A amah mau pake baju seragam sama
kita yang dari Rabbani.(anak laki-laki dari pak ustadz ada 3 salah satunya dia,
memang suka beli baju seragam terkadang).
Lalu dia keluar dengan baju yang seragam itu dan terlihat tampan dan rapih
ketimbang kedua adiknya itu.heee
Semuanya sudah siap tinggal berangkat menuju
mobil, tapi dia masih merapihkan bajunya dan saya sedang duduk di samping mesjid
yang sedang memperhatikan dia ,, saya mengira dia butuh bantuan untuk
merapihkan bajunya lalu dia perlahan menghampiri saya, yaa saya sudah famah
maksud dia mungkin apakah saya peka
terhadap sikap dia yang menghampiri saya
yang sedang melipat lengan bajunya.”A sini biar nong bantu !.. lalu dia
menjawb “gpp ko santai ajah,, tapi menurut nong lebih bagus jangn dilipat,, dan
akhirnya dia pun mengikuti saran dari saya. Sambil berjalan menuju mobil,
anggota keluarganya dia sebagian sudah masuk kedalam mobil angkot yang sisanya
termasuk saya dan dia masuk ke mobil kakak pertamanya dia. kebetulan saya duduk
di belakang bareng dengan dia dan satu bibinya dia. Sepanjang perjalanan kita
ngobrol secarra pelan-pelan, dia mulai mendeatkan diri mungkin biar obrolannya
tidak terdengan yang lainnya. Tiba-tiba dia berkata “ nong semalam A di sidang
sama keluarga A? apaa,, di sidang?? Maksudnya?. “ nong menjawab kaget dengan
menahan ekspresi. Lalu dia menceritakan kejadian persidangan semalam itu,” jadi
begini,, semalam waktu takbiran A di introgasi tentang kedekatan kita, dan
mereka menyarankan kalau kita segera di makhramkan. Ya A hanya bisa diam
mendengarkan apa yang mereka sampaikan. Mengkin mereka sudah jauh memperhatikan
kita ,,memang karena a yang tidak mau jujur tentang kedekatan kita,, yah A
masih terkalahkan dengan ketidak beranian A. makanya A selalu menyembunyikan
itu, A kurang percaya diri karena selalu banyak pertimbangan. Lalu mereka
berkata “ ayolah A mungpung ada kesempatan dan kita lihat neng ia serius sama A,,mau
nunggu apa lagi nanti keburu di ambil orang”. Tapikan neng ia masiih kuliah?
“jawab dia”..ya tidak apa-apa karena hanya kita makhramkan saja dulu biarkan
neng ia menyelesaikan sekolahnya. Setelah menceritakan itu,lalu dia kembali
bertanya kepada saya “ bagaimana menurut nong? Dan saya menjawabnya “ setahu
nonng orang tua nong juga udah sepakat asalkan harus selesaikan sekolah sampai
tuntas,, lalu bagaimana dengan biaya kuliah nya “Tanya dia kembali” yah,,
biarkan itu mah tanggung jawab bapak nong, yang kebetulan dulu bapak juga
pernah membicarakan hal itu. Tapi a juga
gakan melepaskan tanggung jawab itu ko.
Kerena
liburan semesteran saya masih ada waktu satu minggu lalu dia menyarankan
bagaimana sebelum masuk kuliah kita sudah di makhramkan? ,lalu saya menjawab”
ya nanti nong sampaikan dulu sama kedua orang tua. Lalu dia memegang kepala
saya dan membalikannya kearah muka dia lalu dia berkata “ ternyata ini jodoh A”
subhanalloh dari ucapan itu saya merasa mendapatkan anugerah terindah darimu ya
Robbi.. saya hanya membalas senyuman manis untuknya. Selama perjalanan kita
menikmati itu sambil ngoobrol dan ternyata kayaknya saya salah tangkap deh!
Haaaa “ saya kira di makhramkan itu sama halnya dengan tunangan ternyata
bukan., makhroman itu artinya menikah. Haduuuuuuuh berarti selama tadi kita
ngobrol saya tidak konek dong …. Haa dasar yah..
Sesampainya
kita di pleder kami munuju pemakaman keluarga setelah itu dilanjutkan kerumah
adiknya bapak dia, kemudian kita disana makan-makan dulu dan beristirahat sebelum bersilaturahmi dengan
sanak sodaranya dia,, setelah selesai makan saya membantu membereskan piring
dan gelas kotor. Yang sebelumnya saya tidak boleh membantu mereka tapi ya saya
sadar diri masa iyah saya hanya duduk manis dan tinggal makan saja, otomatis saya membantu mereka,,setelah
sselesai mencuci piring saya masuk keruang tamu lagi,, tapi sebelumnya saya
melihat belakang baju saya kotor kena lumut kamar mandi, kemudian sodaranya dia
menyarankan saya menggantikan pakaian yang ada di sana tapi saya tika mau lebih
baik membersihkan pakaian saya yang sedikit kotor,, karena saya tidak biasa
mengenakan pakaian orang lain.
Dengan terpaksa saya
mengenakan pakaian saya yang sebagian basah. Lalu dia menegur saya “ emang
kenapa dengan baju nong, ko bisa sampai basah gitu? Dan saya mencoba
menjelaskan kejadian itu. Selepas itu semua keluarga dia mau berangkat
berkeliling silaturahmi dengan suadaranya yang masih ada lalu saya disarankan
sama dia untuk ikut, tapi sebelumnya saya masih ragu dan malu,, saya kira dia
juga mau ikut tapi dia malah tiduran diruang tamu yang masih mempertahankan
memakai kaos oblong tercintanya. Dan dia berkata: ” Ya sudah nong ikut saja
kesana itung-itung perkenalan”hee .
Yaa saya hanya bisa
mengikuti sarannya dia saja. Tak lama kemudian salah satu saudaranya dia datang
sebelum kami turun kebawah untuk bersilaturahmi. Nah kemudian kakak pertamanya
dia yang kebetulan deket sama bibinya dia lebih tepatnya Bi tuti namanya,, kakaknya berkata : “
siap-siap Bi sebentar lagi si Aa mauuuu….(nikah). Haaaah???? Itu ekspresi saya
antara kaget dan seneng.. tuhaaan benarkah ini semua yang akan terjadi padaku,,
saking senengnya sampai-sampai saya bengong dan tak menghiraukan semua orang
yang ada di rumah itu, lalu saya menghindari semua orang disana ke belakang
karena saya lihat dia sedang asyik ngbrol sama Bi Tuti,, mungkin membicarakan
tentang rencana pernikahan saya,,saya hanya bisa memperhatikan dari belakang.
Ntah apa yang mereka obrolkan. Tapi saya mengira terlihat dia masih saja
memikirkan kalau nanti jadi nikah sama saya masih banyak yang dia
pertimbangkan, lalu Bi Tuti selalu mengutkan dia agar segeracepat mengambil
keputusan itu karena selagi ada kesempatan.
Kemudian
Bi Tuti mengajak saya kebawah untuk menyusul bersilaturahmi, dan dia pun
mengizinkannya dan menyarankan saya untuk merapihkan pakaian saya karena bekas
tadi kotor. Dan sayapun pergi mengikuti Bi Tuti..sesampainya di bawah mungkin
semua saudara dia bertanya-tanya siapa yang Bi Tuti bawa,, aduuuhh sumpah saya
malu banget semua orang disitu memperhatikan saya dari mulai jalan samapi nsaya
duduk dan terjadilah komunikasi diantaranya, yaaa biasalah menanyakan nama dan
rumah,, lalu ditengah obrolan itu B Tuti langsung memotong dan berbicara “ nah,
ini calonya A Asep “. Dan memerahlah wajah hitamku ini ,, ntah menjadi warna
apa perpaduan hitam dan merah mungkinkah biji saga. haaaaaa ,,,aahhhaaaa
pokoknya gitulah kebayangkan maluuunya sayaaa.. dicmapur senang tepatnya.
Kemudian
saya balik lagi di antarkan sama Bi Tuti ke atas, lalu sesampainya disana saya
di Tanya lagi sama dia “ gimana nonng ?
Sambil tersenyum manis”,, hmmmm ya gtuuu,, sambil cemberut dikit menahan malu
yang tadi di bawah. Saya tidak berani menceritakan yang tadi saya dikenalkan
bahwa sayalah calonnya dia. Di ruang tamu tinggalah saya berdua bersamanya
sempat ngobrol-ngobrol sebentar,, tapi dia sambil tiduran, tapi kita duduk di
kursi yang berbeda. Waktu sudah mulai memasuki sore dan kami memutuskan untuk
pulang. Kebetulan saya dengannya berada di dalam mobil yang sama juga, dan
selama di perjalanan kita tidak banyak ngobrol Karen adik laki-laki yang kedua
dia duduk bareng kita makanya tidak leluasa untuk ngobrol dan posisi duduk kami
sekarang menjadi berhadapan tidah lagi bersampingan pada saat berangkat, jadi
dia mennggendong keponakannya yang sedang tidur.
Tapi kami saling curi-curi
pandang sambil memberikan senyuman J .. ada satu kejadian
dimana saya harus menahan kebiasaan saya ketika berada dalam mobil yaitu (TIDUR),,
sumpah berat banget ni mata bawaanya pengen bobo mulu,, tapi saya malu kalau
harus tertidur ,, aaahh karena saya tak kuasa menahan rasa ngantuk itu dan
akhirnya saya tertidurlah beberapa menit dan terkadang terbangun ketika mobil
melintasi polisi tidur,,dan sempat kepala saya kejedot kaca mobil. Entah dia
memperhatikan ketika saya tertidur entah tidak,,aaahh masa bodo ajah soalnya ga
kuat nahan ngantuk itu merupakan suatu keharusan saya ketika berada dalam
kendaraan bentuk apapun itu termasuk motor.
Sampailah
saya di rumah dia, dan tak lama kemudian saya mampir sebentar dan memutuskan
untuk pulang, biar pas orang tua saya pulang sudah ada nasi dan saya harus
menanak nasi itu. Saya sempat melamun sebentar di dalam kamar memikirkan
bagaimana saya menyampaikan kabar itu kepada kedua orang tua saya,,tapi saya
harus memberanikan diri, sumpah berat banget. Tak lama kemudian orangtua
sayapun sampai dirumah sore hari,, kemudian bapak saya langsung beristirahat
sejenak diruang TV ,, dan saya mengambil kesempatan untuk membicarakan itu sama
bapak saya karena dibandingkan dengan mamah saya lebih dekat dengan bapak.
Mamah saya langsung kembali keruang jahitnya , akhir-akhir ini mamah saya
disibukan dengan pesanan jahitannya. Saya kurang berani berceritta sama mamah
saya.. yang awalnya saya hanya mondar-mandir tak karuan, karena yang bingung
untuk mengawalinya.
Lalu saya duduk di samping bapak yang sedang
merokok santai. Hingga akhirnya saya mengatakan secara perlahan “ pak, ia sudah
merasa nyaman dan yakin dengan pilihania yaitu A Asep ia dah ga mau dengan yang
lain” lalu bapak saya langsung berhenti merokoknya,, dan menjawab :” emang ia
benar sedang berhubungan sama dia? Ya kalau bapak mah selama itu pilihan ia
yang terbaik silahkan saja asal tidak menggangu sekolah ia,, dan bapa pikir dia
laki-laki yang baik karena bapak tahu dia waktu kecilnya juga. Setelah
mendengar ungkapan saya barusan mamah saya langsung menghentikan jahitannya dan
menghampiri saya lalu berkata :” apakah ia yakin tak ada pilihan lain,,karena
pernikahan itu bukan satu atau dua hari saja melainkan seumur hidup ia. Lalu
saya menjawab satu persatu pertanyaan orang tuaku :” iyaah, ia sudah sangat
yakin dengan pilihan hidup ia dan ia yakindialah imam yang baik buat ia”. Mamah
menjawab :” lalu bagaimana dengan kuliah ia? Bukankah masih 2 tahun lagi..
mamah tidak mengizinkan sekiranya menghambat perkuliahan ia.. lebih baik kalian
bertunangan saja dulu. Karena pernikahan itu bukan persoalan yang kecil ia
”tegas mamah”. Bapak hanya bisa terdiam dan memperhatikan saya dengan mamah
yang sedang melanjutkan diskusi itu. Hingga akhirnya dengan penjelasan saya
yang sudah meyakinkan mereka untuk memutuskan menikah dengan dia sudah bulat
dan komitmen saya setelah menikah tidak akan mengganggu sekolah dan cita-cita
saya bahkan dari pihak keluarga dia juga tidak mengizinkan kalau perkuliahan
saya terhenti setelah pernikahan itu.
Setelah panjang lebar
obrolan itu bersama kedua orang tua saya maka hasilnya itu adalah mereka
merestui hubungan saya dengan dia, tapi yang awalnya mamah saya kurang begitu
yakin mungkin karena saya masih terikat dengan perkuliahan dan kemungkinan lain
karena saya masih terlalu dini untuk melangsungkan pernikahan.
Tetapi
bapak saya selalu menguatkan saya :” bapak setuju-setuju saja selama itu
diniatkan untuk beribadah, bedahalnya jika ia memberikan kotoran sama keluarga.
Bapak saya menjawab dengan bijak, sekarang ia tenang dulu biarkan nanti kita
musyawarahkan lagi. Lalu saya kembali ke kamar dan saya langsung melihat
telepon genggam saya yang kebetulan ada sms dari dia yang menanyakan bagaimana
respon dari keluarga saya, dan saya menjawab baik-baik ajah hanya meraka kaget
dengan rencana pernikahan yang secepat itu, dan saya mendapat kabar kalau bapaknya
dia ingin bertemu langsung dengan saya, dan saya mengikuti permintaan itu.
Setelah bapaknya selesai melaksanakan sholat isya bapaknya dia langsung
memanggil saya untuk mengikutinya ke ruang tamu. Lalu dia berkata :”nah loooh
hayooo,, dia mah malah bikin suasana menjadi tegang,. Tapi dengan santainya saya
berjalan menuju ruang tamu.
Dari situlah bapak dia
yang memulai pembicaraan itu, jadi begini,,, bapak hanya mau memberi tahu kalau
si Aa itu punya i’tikad baik sama neng ia, tapi ya kerana dia tidak berani
mengatkannya langsung sama neng ia karena kita sebagai orang tua berinisiatif
untuk mengatakannya langsung sama neng ia atas maksud dan tujuannya A Asep, sebelumnya bapak mau memberi tahu
kalau sifat dan karakter dia itu cukup sulit smapai-sampai bapak juga suka
bingung dengan sikapnya dia contohnya, yaah seperti masalah inilah dia malu
untuk bilang sama orang tuanya sendiri karena salah satu sifatnya itu adalah
“elehan” artinya pemalu tapi bukan berarti gampang menyerah justru dia salah
satu anak yang berbakti sama orang tua tanpa disuruhpun dia selalu sigap
membantu pekerjaan rumah, namun telah neng ia ketahui dia itu tidak memiliki
pekerjaan(penganguran) seperti halnya orang yang bekerja di pabrik tapi dia mah
sudah istiqomah ingin meneruskan sekolah agama di madrasah. Tapi memang
pandangan kebanyakan orang kalau anak bapak itu pengangguran, ya itu mah bapak
serahkan sama neng ia dan sekeluarga menerima atau tidaknya niatan baik kami.
Lalu saya menjawab:” iyah pak nanti ia sampaikan pesan bapak sama kedua orang
tua ia, dan ia sudah siap dan yakin sama anak bapak.
Baik,, mungkin itu
jawaban dari neng ia tapi belum tentu dengan jawaban orang tua neng ia, nanti
sampaikan saja lusa bapak dan keluarga ba’da isya akan mengkhitbah neng ia
langsung ke orang tua neng ia. Saya hanya bisa tersenyum dan mendengarkan
baik-baik pesan bapaknya dia. Tapi ingat bapak tidak mau penerimaan lamaran itu
karena keterpaksaan hanya memandang tidak enak kepada bapak sebagai. Iyah insya
Alloh tidak pak jawab saya. Dan kalaupun niatan baik ini tidak jadi terlaksana
bapak harap hubungan silaturahmi kita tidak terputus begitu saja.
Kemudian
bapaknya dia mengakhiri perbincangan malam itu karena sudah sangat jelas dan
saya langsung pamit untuk pulang karena waktu sudah menunjukan pukul 21.00 WIB.
Dan tibalah saya dirumah kemudian saya langsung menyampaikan amanat itu kepada
kedua orang tua saya, dan kedua orangbtua sayapun menyepakaitinya. Dua hari
kemudian dimana hari itu malamnya keluarga dia akan datang, dan kamipun sibuk
dan binngung mau menyiapkannya, tapi saya ingat pesan bapaknya “ jangan terlalu
repot-repot menyiapkannya, karena bapak juga datang hanya sma ibu dan A Aseop saja”.
Bercampur kaget dan tak percaya keluarga saya mendapatkan kabar itu jadi serba
bingung mau menyiapkan segalanya.dan dengan dibantu dengan kedua sahabat saya
pita dan sinta serta bibi-bibi saya. Perasaan saya malam itu bercampur,
tegang,bahagia dan sibuk. Hingga akhirnya tibalah dia besrta bapak dan ibunya,
dan saya masih berada dalam kamar.
Setelah pengkhitbahan
akan segera dimulai saya lalu keluar, kebetulan dia duduk di samping pintu
kamar. Setelah lamaran selesai dan komitmen itu di sepakati yaitu diterima
khitbahannya asalkan perkuliahan tidak terhenti. Dan kaita semua menyepakatinya
itu. Alhamdullilah semua berjalan dengan lancar, dan tiba-tiba bapaknya dia
menyarankan kalau pernikahannya itu dipercepat sebelum masa liburan saya habis
dan kebetulan pada tanggal 3 september 2012 perkuliahan saya dimulai, dan dari
pihak laki-laki menginginkan sebelum saya masuk kuliah akad nikah ingin
secepatnya di langsungkan, dan kita semua munnyetujui itu, hanya tinggal
memenuhi persyaratan untuk ke KUA(kantor urusan agama).
Selang
beberapa hari setelah lamaran itu selesai tiba-tiba mamah saya menyarankan
bagaimana kalau bertunanggan saja dulu karena mamah khawatir dengan kuliah dan
cita-cita ia yang sedang tengah-tengah perjalanan “ tiba-tiba mamah berubah
pikiran, sambil menangis mamah mengatakan itu mungkin salah satu ekhawatirannya.
Padahal saya dengan mamahnya dia serta adiknya sudah membeli untuk mas kawin.
Dan saya pun merasa bingung dengan saran mamah,, saya lihat mamah mengajukan
saran itu sambil menangis dan sayapun tidak tega melihat mamah saya terus
menangis mungkin mamah belum siap melepaskan saya yang telalu dini untuk
menikah. Kemudian saya menyarankan untuk mengkomunikasikan lagi dengan dia
karena kalau satu pihak takut malah menjadi masalah besar dan mengakibatkan
fatal yaitu takut ada prasangka saya dan keluarga mempermainkan khitbahan itu,
tapi yah wajar saja itu terjadi karena mamah saya mungkin masih merasa tersentak
dengan rencana kilat itu.
Kemudian saya memutuskan untuk memanggil dia
kerumah saya. Tak lama kemudian dia sampai dirumah saya, dan mamah saya
langsung menyarankan usulannya” A bagaimana kalau saat ini mah kita bertunangan
saja dulu? Karena mamah masih belum yakin untuk melepaskan ia” lalu dia
menjawab :” ya boleh saja, hanya dalam keluarga kami tidak ada istilah
pertunangan, kalaupun tidak jadi dalam waktu dekat ini berarti kita namakan
kalau saya dengan neng ia hanya berkomitmen saja (pacaran) yang diketahui oleh
orang tua. Lalu mamah menjawab lagi:” yah,, karena mamah masih merasa kaget,
abis kalau mamah Tanya ia pacaran atau tidak sama Aa,, dia selalu menjawab
“tidak mah,, hanya teman biasa” tapi mamah perhatikan ia tidak pernah jalan
dengan laki-laki lain”. Kemudian dia menjawab lagi:” hee sambil tersenyum,, dan
menjelaskan ya memang itu kebenarannya, kenapa saya ingin mempercepat rencana
pernikahan itu karena hampir setiap ada kegiatan dipengajian kita selalu
bersama, dan saya tidak mau kalau kebersamaan kita malah mengganggu ibadah
kita. Dan saya berusaha menghindari itu, tapi kenyataannya karena neng ia suka
membantu kami dalam setiap kegiatan maka tak bisa dihindari, dan inilah salah
satu jalan keluarnya”. Tapi kalau saya menunggu sampai neng ia selesai
kuliahpun saya siap “ dia menjelaskan alasannnya”. Lalu mamah saya membalikan
pertanyaan kepada saya:” nah, sekarang dari ia, apakah mau ditunda atau mau
bagaimana? Seketika saya tidak bisa menjawab dan saat itu juga saya hanya bisa
menangis ntah kenapa,, lalu bibi-bibi saya ikutan menangis juga, dan akhirnya
saya juga menyepakati untuk menunda
pernikahan itu sampai saya selesai kuliah. Kemudian saya lihat dari wajahnya,
diapun sepertinya menahan tangisan, mungkin karena tidak tega melihat saya menangis
sampai tersedu-sedu. Lalu dia pamit pulang akan menyampaikan hasil musyawarah
tadi.
Kemudian sore harinya
bapak saya mengajak ngobrol lagi menanyakan yang sebenarnya sama saya, mau
dilanjutkan atau di tunda dan saya menjawab dilanjutkan dan semua bibi-bibi
saya juga mendukung melanjutkan karena kalau tidak nantinya takut berdampak
buruk dengan kuliahnya saya, lalu mereka pun memikirkannya kembali dan alhasil
kita akan meneruskan rencana pernikahan itu, setelah obrolan itu selesai saya
menghubungi dia via telpon yang menghasikan, agar lebih baik kita musyawarahan
lagi bersama kedua belah pihak yang di tentukan bertempat dirumahnya dia pada
pukul 20.00 WIB.
Sampailah
kami kerumahnya dia dan setelah mendengarkan penjelasan dari pihak dia dan ada
masukan dari pak amil yang kebetulan pak amil itu adalah guru ngaji saya dan
dia. Hingga akhirnya orang tua saha faham maksud dan tujuan dari pihak
laki-laki yang ingin menghindari budaya barat menggunakan tunangan, terkadang
dengan adanya kebannyakan faktanya merasa sudah sebagian syah dari keduanya
sehingga menimbulkan perjinahan maka dari itu keluarga dia ingin memberikan
contoh baik agar segera memakhromkan kami aagar terhindar dari perjinahan, jika
keduanya telah siap lahir batin maka apalagi yang harus kita tunggu.
Kemudian saya dan keluarga menerima penjelasan
itu dan menyepakatinya dan kami menyerahkan penentuan tanggal akad
pernikahannya, yang hasilnya bertepatan pada hari kamis tanggal 30 Agustus 2012
jam 10.00 WIB. Dan pak amil yang akan mengurus semua persyartan ke KUA. Meminta
agar persyaratan itu secepatnya. Kamipun langsung pulang dan merasa lega dengan
musyawarah kedua.
Ternyata
keluarga dari bapak saya merasa keberatan dengan hari pernikhan kami,tiba-tiba
ada telpon dari Ua saya “ neng kalau bisa jangan hari kamis, undur saja sama
hari jum’at atau kamis sore,entah apa maksudnya.. mungkin mereka masih percaya
dengan parimbon atau apalah,, dan muncul lagi permasalahannya,, memang agak
sedikit rumit penentuan tanggalnya tapi dari pihak saya tidak pernah
mempermasalahkan waktunya karena saya sudah serehkan kepada pihak laki-laki.
Kemudian saya langsung mengabari dia kalau hari atau jam pernikahannya harus di
undur, dia sempat berpikir “ apa mungkin pernikahan kita tak akan jadi sehingga
banyak sekali hambatanyya”. Lalu saya menenangkan dia agar tidak berpikiran
seperti itu, dan dia menyuruh saya yang harus menyampaikan pergantian waktu dan
tannggal itu kepada orang tuanya,, sedangkan saya menolaknya karena merasa malu
mengganti-ganti terus,,fiuuuuuh…. Fiuuuuhh saya dan dia hanya menarik nafas
panjang, karena kalau ada perubahan lagi otomatis harus segera mengabari amilnya
lagi. Yang terpaksa kami berdua sepakat untuk menemui pak amil besok pagi
mungpung persyaratan belum di kasihkan ke KUA.
Keesokan
harinya kami brdua berjalan menuju rumah pak amil untuk menginformasikan
perubahan itu,, tak lama pak amilpun keluar dari rumahanya dan bertanya:”ada
apa lagi ,, apakah mau di percepat hari pernikahannya? Pak amil tertawa sambil
ngatain kami he… iyah maaf pak ada
sedikit perubahan lagi kalau harinya masih tetap yaitu hari kamis tapi waktunya
di undur menjadi pukul 16.00 WIB ba’da ashar(jawab saya, karena awalnya dia
malu untuk mengawali pembicaraan, yaaah terpaksa saya memberanikan diri).
Tuntaslah hari itu perubahan waktu disepakati, untung semua persyaratan belum
di berikan ke kantor.
Kemudian
saya pamit pulang, sesampainya saya dirumah lalu secepatnya menyampaikan kepada
orang tua saya kalau waktunya sudah dirubah sesuai dengan keinginan saudara
dari bapak saya. Sore harinya saya di ajak orang tua saya untuk memberi tahu
kepada semua keluarga besar bapak saya dari mulai nenek saya sampai kakak dan
adik-adiknya bapak saya. Yaah ada sebagian dari mereka yang kaget dan tak
percaya mendengar berita itu, padahalkan sin neng masih kuliah, mungkin mereka
hanya menyayangkan saya yang masih sekolah karena saat itu saya sedang
menjalankan setengah lagi perkuliahan sekitar 2 tahun lagi selesai. Tapi
Alhamdulillah tak ada yang mengira kalau saya menikah secepat ini karena saya
MBA(married by accident) atau yang disebut hamil di luar nikah. Karena meraka
dan semua orang tahu keseharian saya dan dia.
Menjelang hari pernikahan, saya dan dia
tidak mengikuti budaya yang biasanya orang lakukan yaitu DIPINGIT ,, justru
kami memanfaatkan waktu itu untukk mengajar atau berbagi ilmu dengan
anak-anak,, karena konsep pernikahan
saya mau sederhana hanya mengutamakan yang wajibnya dulu, maka saya menyepakati
itu, bahkan saya sepakat dengan dia kalau akad nikah nanti hanya keluarga dan
kerabat yang di undang. Tapi ternyata sebagian masyarakat mendengan kabar itu,
yaah pastinyah ada selentingan yang tak enak di dengar,, tapi saya berusaha
tidak memperdulikan itu, toh saya tak merepotkan mereka. Tapi yang saya dengar
justru dari keluarga dia yang malah ngedrop kemakan gosipan tetangga terutaman
ibunya dia, dan Alhamdulillah kakak-kakaknya dialah yang bisa menenangkan hati
ibunya dia.
Hari
pernikahanku sebentar lagi hanya dalam hitungan jam,, ya Alloh lancarkanlah
segala rencana baik ini jauhkanlah dari segala hambatan. Saya hanya bisa berdoa
dan menanti saat tiba waktunya. Adzan ashar berkumandang ..setelah saya selesai
shalat, kemudian saya langsung di make-up…seeeeeeeeeeuuuutttt selesailah perias
salon merubah penampilan saya menjadi seorang perempuan cantik “ itu juga menurut
orang-orang sekitar yang melihat saya langsung,,hee) mungnkin karena saya
jarang banget menggunakan make-up ,,yaaah pantas sajah pangling/seperti bukan
saya. Kemudian pesan singkatpun datang .tuuut…tuuut… “ nong kami sudah siap,
sekarang mau jalan kesana” semakin deh saya deg-degan,, dan kami bersiap-siap
menanti kedatangan calon pengantin laki-laki alias besan. Saya hanya diam di
dalam kamar menunggu di panggil keluar. Setelah acara seserahan dan sambutan
selesai saya di panggil menuju mushola tempat dimana kami akan mengucapan janji
pernikahan. Saya berjalan perlahan yang di damping oleh bibi dan sahabat saya
sinta mereka berdua dari tadi sampai selesai akad terus menerus menangis, saya
hanya menahan tangisan karena takut make-up luntur katanya, haaaaa…
Dengan
langkah bergetar akhirnya saya masuk kedalam mushola dan duduk berdampingan
dengannya, saya piker sebelumnya hanya keluarga dan kerabat yang akan
menyaksikan pernikahan kami tapi ternyata diluar dugaan saya banyak banget
masyarakat yang menyaksikan. Dipasangkanlah kerudung putuh dikepala kami,
kemudian pak naib meminta kami menandatangani surat nikah, lalu membacakan
ulang serta perjanjian pernikahan antara suami dan isteri. Kemudian dikumandangkannya
ayat suci Al-Quran dan secara bersama-sama kita membacakan istigfat 3 kali.
Setelah itu saya diperintahan oleha pak amil untuk meminta di walikan oleh
bapak saya.” Bapak walikanlah saya”dengan nada tersendu menahan tangisan dan
akhirnya air mata itu tumpah juga. Dan bapak saya menyerahan agar pah naib
langsung yang mewalikan. Saya baru pertama kali melihat bapak saya menangis
sampai tersedu-sedu seperti itu,, ya Alloh aku tak kuasa melihatnya, mungkin
bapak saya sangat berat melepaskan puteri pertamanya kepada laki-laki yang
dicintainya. Tapi dalam doany dia telah meridoi saya di ambil oleh suami saya,
merekka menyadarii suratan takdir anaknya.
Dimulailah
akad pernikahan kami,,(saya terima nikah dan kawinya shevty Riany binti bapak
Komarudin dengan mas kawin seperangkat alat sholat ditambah emas sebesar 5,5
gram di bayar secara tunai). Syah,,,,syah,,,syaah.. bertanya kepada para saksi
akan syahnya akad nikah lalu membacakan doa. Barrakallahu…Alhamdulillah saya
telah syah menjadi isterinya A asep Lukman Hidayat. Subhanalloh semua orang
yang menyaksikan pernikahan saya menangis haru tak ada satupun yang tak
menangis.
Dilangsungkanlah sungkeman untuk meminta ridho
dan doa kepada orang tua dan keluargga. Saya dan dia pun tak bisa menahan
derasnya air mata. Setelah selesai sungkeman lalu orang-orang mengucapakan
selamat atas lancarnya prosesi akad pernikahan kami yang subhanalloh hanya 1 x
suami saya mengucapkan akad nikhanya, waaaahh hebat banget,,(berapa kali yah
dia menghafalnya… hiiii)
Kemudian sesi foto-fotopun berlangsung dengan
lancar dengan menggunakan fotografer dadakan yaitu adik-adiknya suami saya,,
aaaahh yang penting moment terindah itu bisa di abadikan. Hingga satu dua
teman-teman saya dan suami saya berdatangan mengucapkan selamat. Saya rasa pas
tepat jam 21.00 WIB sudah tidak ada lagi teman dan saudara saya yang akan
datang maka kami memutuskan untuk beristirahat. Dan saya malam itu juga di bawa
kerumah suami saya. Ya alloh sekarang saya sudah menjadi isteri orang “ menjadi
bu Asep..hee) karena rumah kita tak jauh maka dengan jaln kakipun kami akan
segera sampai di rumahnya scara hanya beda RT saja,,haaaa tak perlu jauh-jauh
mudik dengan mengeluarkan uang banyak. Setibanya saya di rumah dia ternyata
semua kelurga dia menyambut saya dengan hati gembira,, dan saya sangat senang
ketia mendapat perlakuan yang istimewa. Meraka berkata sekarang kita sudah
menjadi keluarga, neng jangan merasa canggung dan sungkan lagi. Karena saya
merasa lelah kemudian saya memutuskan untuk masuk ke kamar dan beristirahat,
karena seharian saya merasa cape. Kemudian dia menyusul saya masuk ke kamar,
yang saya masih mengenakan gamis dan kerudung, lalu dia berkata “ kenapa belum
ganti baju nong?dan saya langsung menjawab
karena nong malu tak biasa membuka aurat di depan laki-laki,,eeeh,,ehh
maksuuudnyaa... Tapi kan nong sekarang sudah syah menjadi isteri Aa” jawab Aa”.
Lalu nong menjawabnya lagi “ oh, iyah lupa, hee .. karena mungkin masih belum
terbiasa dan saya meminta kalau dia menutup mata selama saya mengganti pakain
seketika suami saya mengikuti perintah saya, perlahan saya membuka kerudung
kemudian mengganti gamis dengan baju tidur.
Setelah itu saya duduk di samping kasur dan
dia berkata “ sudah belum nong? Masih dalam posisi membalik badan, saya
menjawab sudah A sambil menunduka kepala. Suami saya terlihat kaget ketika
melihat saya tanpa mengenakan kerudung kemudian dia berkata :” geulis geningan”
yang artinya ternyata cantik juga..hee yaah saya hanya bersyukur dan memberikan
senyuman indah untuk suamiku. Ya Alloh
malam ini merupakan malam yang indah buat kami dan tak hentinya kami mengucap
syukur kepadamu. Atas dasar keyakinan dan kesabaran hambamu ini dan tibalah
waktunya yang kurasakan sangat manis meski berawal dari kepahitan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar