Realita Cinta Riany 7
“panik”
Sudah lama nong dan suaminya mau mengatakan mengenai
keinginannya memiliki anak secepatnya tapi mereka tak mempunyai keberania untuk
mengatakannya. Bahkan suami nong selalu takut karena mengingat komitmen itu. Bahkan nong sendiri
tak berani untuk bercerita terutama mamahnya sendiri padahal kebanyakan orang
jika anak perempuan itu suka terbuka dengan mamhnya, karena pada dasarnya nong
itu kurang terbuka maka ketika ada satu hal penting yang mau di ceritakan itu
maka nong selalu bingung untuk membicarakannya.
Saat inilah nong merasa
ternyata kedekatan dan keterbukaan terhadap mamahnya itu sangatlah penting.
Sekalinya mau mengatakan sesuatu nong merasa canggung bahkan itu juga selalu
nong mulai dengan pesan singkat atau sms, jika ada sedikit keberanian lain nong
menelpon mamahnya itupun jika nong sedang berada di Bandung karena nong pikir
jika dia di Bnadung tidak terlalu malu jika bertemu langsung dengan mamahnya.
Adapun nanti bertemu jika nong ada kesempatan pulang kerumah suaminya itu juga
nong pikir waktunya sudah agak lama jika nong bercerita lewat telpon jadi nong
tidak lagi merasa malu atau canggung sama mamahny (ribet).
Saat nong di Bandung nong
memberanikan diri untuk megatakan hal itu ke mamahnya kalau nong dan suami
berencana memprogram anak secepatnya. Karena nong juga ingin memberikan
kebahgiaan untuk suami dan nong berharap ingin menjadi isteri yang sempurna
yaiti memberikan anak untuki suaminya. Sebelum nong menelpon mamahnya nong
meminta saran terlebih dahulu sama bibi terdekatnya yaitu adik mamah yang kedua
dan kepada pita sahabat kecilnya dan mereka mengatakan “ wajar saja kalau ada
keinginan kesana lagi pula kalian masih muda adapun masalah kuliah nong itu bisa
di atasi asalkan siap dengan segala resikonya. Dan mamah nong juga pasti
mengerti karena dia juga sudah berpengalaman”.
Setelah nong pikir-pikir
saran dari bibi dan temannya itu yang sudah berpengalaman dalam membina rumah
tangga, maka keberanian nong untuk
mengatakan itu sama mamahnya muncul juga. Dean akhirnya nong memutuskan
menelpon mamahnya. Satu hal yang nong lupa saat itu adalah tanpa minta izin
atau kompromi dulu sama suaminya kalau nong mau mengatakan rencananya itu.
Hingga akhirnya pada saat nong telpon ternyata yang mengangkat telpon itu
adalah bapaknya nong. “sumpah nong malu banget mengatakan hal itu tapii yaah
terpaksa nong katakan, lalu bapaknya menanggapi:” iyah bapak ngerti,tapi nanti
ia bicarakan lagi sama mamah biar lebih jelas”.
Tuuuuut…tuuuu….tuuuutt..
nong menunggu telpon yang kedua itu berharap mamahnya yang mengangkat. “assalamualaikum.. salam
mamah yang duluan menyapa nong.. hallo ia ada yang mau ia bicarakan sama maah?”
lalu nong menjawab:”waalaikumsalam mah..hmmp itu mah mengenai pembicaraan ia
tadi sebelumnya sama bapak.” Oh itu,,
iyah mamah sudah tau tadi bapak bilang sama mamah. Kalau sekiranya itu tidak
menghambat perkuliahan ia nanti mamah sama bapak mengizinkan saja asal ia mau
menerima resikonya, tapi mamah sarankan nanti saja jika kuliah ia sudah
bener-bener selesai atau minimal nanti saja saat ia semester 8 tingkat ahir”.
Oh iyah mah makasis sebelumnya jawab ia sekenanya.
Tak lama nong langsung
menelpon suaminya dann memberikan kabar itu, tapi sebelumnya mungkin dia sedik
kecewa dengannong tidak kompromian terlebih dulu, tapi dia menyadari mungkin
saat itu nong sedang bingung. Karena jika menunggu suaminya yang mengatakan
langsung itu kemungkinannya kecil. Makanya nong memutuskan yang akan
mengatakannya. Selsai nong menceritakan pembicaraannya dengan orang tua nong
maka dia merasa malu dan tidak enak hati, ditakutkan orang tua nong kecewa
dengan tiak konsistennya kita dalam menjalankan komitmen itu. Dari situ kita
mulai panic terutama suami nong. Rasa maluu juga menyeelimuti suami nong
sampai-sampai dia mengulang beberapa kali kalau dia malu bahkan tak mau untuk
bertemu orang tua nong. Terkadang nong suka tersenyum ketika melihat kepanikan
atau rasa malu suaminya karena pada dasarnya suami nong itu selalu santai dalam
menghadapi masalah.
Saya mendengan kabar
kalau ternyata bapak saya megatakan sama sahabat saya pita kalau sebentar lagi
bapak saya akan menimang cucu.. sahabat saya mengira kalau saya sudah hamil
padahal itu baru rencana. Saya tau itu dari
pita yang bialang bapak saya “ ternyata saya akan menimang cucu sebentar lagi
(bapak saya bocara). Lalu pita langsung menanggapi pernyataan bapak
saya:”yaah,, bagus atuh sebentar lagi bakal ada yang manggil kakek dong?haaaa”
jawab sahabat saya sambil bercanda.
Bahkan nong dan suami pun masih bingung
dan banya pertimbangan, padahal izin program itu sudah ada. Tetap saja suami
nong masih ngerasa bingung untuk mengawaliny mungkin dia memiirkam kuliah nong
juga. Padahal nong juga sudah siap jika Alloh telah mempercaianya untuk
dititipkan buah hatinya. Meski terkadang kesiapan nong suka diledekin suaminya.
Seolah terkesan nong main-main dengan kesiapannya menjadi seorang ibu. Padahal
jika suaminya tak mempercayai kesiapan nong justru itu membuat nong menjadi
patah semangat untuk menjalankan program itu. Saat nong mulai siap tapi
suaminya kurang serius menanggapai nong. Jadi membuat nong malas untuk
memikirkan program itu. Tapi nong tak mau memperkeruh keadaan dan nong
memutuskan untuk berpikir positif mungkin saja suaminya itu masih
mengkhawatirkan nong untuk menjadi seorang ibu. Bisa jadi dia tak mau dengan
berjalannya program itu akan menghambat kuliahnya itu yang paling utama yang
selalu dia katakana. Padahal suami nong dari awal juga sudah sangat siap
dan menantikan buah hatinya.
Dia
mulai mengalihkan pembicaraan atau keadaan, Karena jika membahas masalah
program itu akan menimbulkan permasalahn baru. Nong juga mulai biasa dan tidak
lagi membahas itu. Dan mereka mumutuskan untuk menjalani ini semua dengan apa
adanya dan semoga Alloh memberikan yang terbaik buat keluarga kecilnya itu. Tak
sedikit orangg yang selalu menanyakan “ kapan neng ia mau isi (secepatnya punya
momongan) teradang jika mendengan hal itu nong suka gimanaaaa gitu. Nong hanya
tersennyum dan menjawab nanti saja kalau kuliahnya sudah agak santai. Dan
mereka juga sat itu memahami keadaan nong yang sedang melanjutkan
perkuliahannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar