Realita Cinta Riany
“Belajar menerima..”
Pagi
yang indah dimana hari ini mengawaliku untuk memulai aktivitas di sekolah
karena sekarang saya duduk di bangku kelas VII Sekolah Menengan Pertama (SMP).
Sebelum berangkat sekolah saya harus menghabiskan nasigoreng ceplok telor yang
disiapkan oleh mamahku karena sarapan pagi itu merupakan kewajiban yang selalu
mamahku siapkan. Terkadang saya sampai merasa bosan dengan menu yang sama hanya
itu-itu saja, tapi tetep saja saya
memakannya karena itu menu kesukaan saya dan mungkin karena faktor mamah saya
sibuk dengan pekerjaannya. Nama lengkap saya Shevty Riany tapi dipopulerkan dengan panggilan “Neng ia”
itu yang biasanya orang-orang di kampung memanggil saya. Saya anak pertama dari 2 bersaudara,
tapi saya dan adik saya lumayan jauh banget jarak usianya,,yaaah saya pikir mau
jadi anak tunggal..haaa tapi tak jadi karena saya selalu merengek sama mamah
untuk di bikinkan adik, mungkin karena saya merasa kesepian yang keseharian
dirumah saya selalu sendiri karena semua orangtua saya sibuk bekerja untuk
memenuhi kebutuhan saya. Maka dari itu semenjak saya masuk kelas VII saya
menyibukan diri kedalam orfganosasi sekolah lebih tepatnya Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS).
Tak
terasa saya sudah menjadi remaja, orang bilang masa saya sekarang adalah masa
puber, masa dimana kita mulai mengenal
bahkan menyukai lawan jenis kita. Dan
akhirnya setelah saya masuk organisasi itu dengan melalui beberapa tahap hingga
tahap terakhir yaitu eliminasi ternyata saya diterima ddan dipercaya menjadi
sekretaris 2, waaaww,, dan saya merasa seneng karena masuk organisasi ini
merepakan siswa pilihan makanya saya meras bangga apalagi saya terpilih dari
salah satu jabatan tertinggi setelah ketua. Dan saya mencoban profesional dalam
membagi waktu antara belajar, organisasi, bermaian dan olahraga. Saya juga
aktif dalam salah satu olahraga yaitu volly putri dan saya juga diterima masuk
anggota pramuka. Yaaah,, lumayan padat juga waktu aktivitas saya hingga saya
bisa menghindari kesendirian saya dirumah. Satu semester saya masih menikmati
semua kesibukan dari kegiatan saya dan Alhamdulillah prestasi saya disekolahpun
tak tertinggal juga yah, lumayanlah sebagai pemula saya mendapatkan peringkat
ke 4 dari 40 siswa. Dan orang tua saya hanya menanyakan itu-itu saja mengenai
sekolah setelah tau peringkat kelas lalu mereka bilang"oh,iyah bagus
tingkatkan lagi! ", makanya saya males berbagi cerita kepada mereka.
Karena pada kenyataannya mereka pulang setiap ba’da magrib ketika mereka pulang
saya sudah berangkat kepengajian, karena saya juga masih merasa minim akan ilmu
agama. Setelah pulang dari pengajian mereka sudah istirahat mana ada waktu
untuk bercengkrama bersama. Hanya seperti itulah rutinitas dan keadaan rumah
saya. Mereka hanya memberikan uang untuk semua kebutuhan saya. Tapi materi bukanlah
solusi dari semua permasalahan, kebersamaan lebih tepatnya. Yaah, terkadang
saya berpikir positif saja mungkin mereka lakukan itu juga demi kebahagiaan
saya, ya sudaaahlah...
Tak
seperti biasanya saya berangkat ke sekolah dengan hati gembira dan selalu
tersenyum manis .. seperti biasa saya
dan teman-teman berangkat sekolan bersama dan jalan kaki menuju sekolah karena
jarak sekolah dan rumah kami tak terlalu jauh, ketika saya di jalan menuju
sekolah, saya bertemu dengan laki-laki yang cukup dewasa dan kalem,, tuhaaaan
mungkinkah ini yang dinamakan masa puber. Saya merasa saat melihatnya hati
merasa senang, damai tentram dan bahkan meski tiap detik saya memandangnya saya
takan merasa bosan. Saya rasa pertemuan ta sengaja itu membuat semangat baru
bagi saya(alias ga ada yang kbetulan itu takdir Alloh), dan laki-laki dewasa
itu ternyata setiap pagi selalu mengantarkan adiknya pergi kesekolahnya, jalan
yang saya lalui juga searah dengan sekolah adik dia. Waaaahh,, bisa-bisa saya
tiap hari bertemu dengannya doong. Hmmmm,, haduuuh kenapa saya jadi mikirin dia
terus gini sih “ya sudahlah ia jangn terlalu dipikirkan”(memecahkan lamunan itu sambil tersennyum ngomong dalam
hati,,hiiihiii
Mungkinkah
ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?haaa,, Karena baru kali ini
saya merasa aneh dengan hati saya, bahkan senyuman dia selalu terbayang dalam
otaku. Karena hari kemaren dia sempat memberikan senyuman manis itu dan saya
pun membalasnya. Entah kenapa saya selalu menantikan pagi hari dan senyuman
itu,, dan yang menjadi tambahan rutinitas saya yaitu setiap pagi menantikan
senyuman laki-laki dewasa itu lagi. Waktu terus berlalu samapai tak terasa saya
mau meninggalkan bangku kelas VII dan mau memasuki kelas VII. Persainganpun
semakin ketat untuk memperebutkan peringkat 1, dan akhirnya saya hanya bisa
menggeser 1 tingkat saja, saya mendapatkan peringkat 3.lumayanlah bisa naik
satu tingkat. Liburan tiba dan saya cukup merasa kecewa karena mungkin saya tak
bisa melihat senyuman pagi itu. Tak apalah saya menikmati liburan itu bersama
teman-teman saya kebetulan pada saat itu saya baru diperbolehkan memegang
telpon genggam (HP). Saya masih meras asyik dengan hadiah baru saya dari bapak
yaitu HP, dan sempat terpikir saya ingin memiliki no hpnya dia, tapi bagaimana
caranya yah.. taklama kemudian akhirnya saya menddapatkan no telponnya dia dan
saya mencoba menghubunginya dulu, dan ternyata ada balasan, hee seneng dong
sayanyah… tapi setelah saya amati ternyata laki-laki ini tergolong laki-laki
yang cuek. Saya sempet pesimis juga untuk mendapatkan dia secara gituh saya ni
masih siswi SMP, masih terbilang anak kecilah, sedangkan dia sudah memasuki
masa dewasa. Tapi alasan itu tak menghalangi niat saya lebih mengenal dia
secara diam-diam. Dan pada saat itu saya belum begitu ngebet sih baru suka dan
kagum sajah.
Ketika
sore hari biasanya saya suka duduk di depan rumah, dan ternyata heiii,, gak
nyangka dia juga suka olahraga juga loh.
Dia suka main bola kebetulan lapangan bolanya itu di samping rumah saya. Ada
satu harapan lagi saya masih bisa dikasih kesempatan untuk melihatnya. Tauuu
gak siii,, meski saya hanya melihat dia dari belakang bahkan dari kejauhan itu
sudah cukup senang buat saya. Setelah tahu dia suka main bola jadi setiap sore
sepulang saya sekolah saya suka diam di dalam kamar hanya untuk menunggu dia
lewat depan rumah. Saya hanya melihat tepatnya mengintip dia dibalik kaca
sampai dia tak terlihat. Andai saja dia tau kalau selama ini saya selalu
memperhatikannya dari kejauhan. Dan sampai-sampai ada beberapa laki-laki teman
sekolah saya yang suka, tapi tak sediktpun saya melirik meraka, justru saya
tergolong perempuan jutek dan galak kalau sama laki-laki makanya setiap tahun
saya selalu terpilih menjadi ketua kelas “KM”. saya mulai menikmati keadaan di
kelasVII dan saya senang karena bisa berkumpul lagi dengan teman saya sebagian
waktu kelas VII,, agar tidak terlalu fokus memikirkan dia lalu saya lebih giat
belajar karena saingan semakin ketat. Hingga semester satu sudah selesai saya
membawa peringkat ke 2 dari 38 siswa, saya merasa gereget kenapa saya tidak
bisa mengalahkan alfi yang selalu mendapatkan peringkat 1 padahal dia siswa
pindahan dari panglejar bandung. Tapi saya tak putus semangat. Dengan keinginan
saya naik peringkat maka rasa itu cukup sedikit hilang karena saya piker juga
percuma, mungkin saja dia sudah memilki pacar dan saya nya saja yang sibuk
memikirkan dia padahal dia belum tentu memikirkan saya. Karena saya sudah mulai
gedean dikitlah yaaah,, secara sebentar lagi saya mau memasuki SMA. Maka saya
setiap kamis malam suka di ajak pengajian remaja, dan kebetulan pengajian itu
tempat dia ngaji juga bahkan bapaknya itu merupakan guru besar di pengajian
itu. Waaah,, tumbuh lagi rasa itu yang tadinya saya akan mengubur perasaan
kepadanya.
Pada
saat pengajian itu berlangsung saya hanya mengikuti dan hannya melihat
kegiatannya saja, belum bisa jadi petugas seperti yang sudah rutin mengikuti
pengajian disana. Saya mencoba curi-ciri pandang kepadanya dan terkadang dia
membalasnya dengan senyuman. Dia juga salah satu yang menjadi petugas di acara
pengajian itu. Akhirnya saya menjadi rutin mengikuti pengajian itu dan salah
satu factor pengut juga adanya dia tapi itu tak saya jadika tujuan utaman dia hanya sebagai penyemangat saya,
sampai saya bisa kenal lumayan dekat dengan dia lumayan juga komunikasinya
hingga rasa itu tumbuh semakin besar dan tulus. Dan saya mengakui kalau saat ni
saya jatuh cinta sama dia. Saya kira dia tak punya pacar tapi ada beberapa
perempuan juga yang dekat dengan dia dan perempuan itu sama-sama dewasa
tentunya, dari situlah saya baru merasakan yang namanya cemburu. Tapi saya
selalu menyadari kenyataan itu. Hingga semakin saya mengetahui sifat dan
karakter dia bahkan saya mengetahua kalau dia dekat dengan perempuan lain. Dari
situ saya mulai ingin melupakan dan ingin focus saja sama ujian Nasional karena
saya mau memasuki Sekolah Menengah Akhir (SMA).
Dan
akhirnya saya lulus dan diterima di salah satu Madrasah Aliyah Negeri
Purwakarta karena saya tidak diterima di SMA 2 Purwakarta. Sahabat-sahabat saya
hampir semua sekolah di SMA 1 CIBATU,, hanya saya yang ke Aliyah dan ternyata
belim samapai 1 minggu saya nangis merengek sama mamah kalau saya tidak nyaman
di sekolah baru itu, saya meminta pindah ke sekolah dimana sahabat-sahabat saya
sekolah. Saya juga sempat bercerita sama dia mengenai kejadian itu, justru dia
menyayangkan saya pindah sekolah, karena beberapa faktor. Tapi tetap saja jika
di paksakan saya takut kalau saya tak
bisa mengejar pelajaran yang saya anggap baru karena di aliyah itu ada
tambahannya seperti: fiqih, bahasa arab,dan lain-lain yang mengarah ke agama.
Ya terpaksa mamah saya mengikuti kemauan saya, dan akhirnya saya berada
disekolah bareng dengan sahabat-sahabat saya dan saya merasa nyaman hingga saya
terpilih lagi menjadi ketua kelas lagi karena sebagian besar banyak juga teman
SMP saya sekolah di SMA ini makanya mereka memilih saya lagi untuk menjadi
ketua kelas. Saya menikmati masa-masa SMA saya dan, yeeeee akhirnya saya
mendapatkan peringkat pertama di semester ganjil, seneng banget rasanya.padahal
saya mengira di kelas saya termasuk banyak tergolong anaknya pinter-pinter.
Kemudia guru-guru mulai mengenali saya dan teman-teman baru saya mulai menerima
saya yang sebagian memang belum saya kenal.
Pada
saat saya naik ke kelas XI kebetulan
saya masuk ke jurusan IPA, sebenarnya saya lebih memilih masuk ke jurusan IPS
tapi guru saya menyarankan ke IPA, dab saya mendapat kelas XI IPA 1,, saya
disarankan masuk organisasi OSIS lagi, tapi awalnya saya menolak saran dari
guru saya karena saya masih menikmati olahraga favorit saya yaitu volly. Karena
saya mendapatkan rekomendasi itu dari guru-guru dan teman serta kakak kelas
saya, dan akhirnya saya mengikuti audisi itu tapi tidak begitu serius, eh,
ternyata saya diterima menjadi anggota OSIS ,dan pada saat masa jabatan
kepengurusan kakak kelas saya maka ada pemilihan calonk kandidat ketua OSIS,
saya tidak tertarik sama sekali. Dan setelah saya mendengar pengumuman ketika
rapat yang dipimpin oleh Pembina OSIS yaitu pak Asep, ternyata nama saya
disebutkan sebagai salah satu kandidat
OSIS,, aduuuuh kenapa mesti saya sii,, tapi ya setelah mendapatan masukan dan
dorongan yang lainnya juga saya mulai menerima itu, dan ternyata ke tiga
kandidatnya itu adalah sahabat saya semua. Makin berat dan saya bingung, tapi
saya percaya sama satu sahabat perempuan saya yang akan memenangkan menjadi
ketua OSIS ,,karena memang dia pintar, cantik, dan sudah pengalaman 1 tahun
menjadi anggota OSIS. Sedangkan saya hanya mengandalkan rekomendasi guru-guru
dan modal nekat sajah. Bismillah...
2
hari lagi masa kampanye di mulai saya menyusun konsep visi dan misi saya,,
karena kampanye sekarang masuk kesetipa kelas tidak berpidato di lapangan
upacara,, euuuhh cape banget dong kalau saja d lapangan upacara jadi saya hanya
satu kali berpidato.dan kita semua mengikuti aturan main para panitia saja
untuk kampanye, Hingga kampanye itu selesai ke semua kelas-kelas dan besok
adalah hari penentuan yaitu pengambilan suara dan konsepannya sama seperti
Pemilihan Umum (PEMILU). Saya dan ke 3 kandidat lainnya di asingkan di suatu
ruangan, setelah selesai penghitungan suara dan yang mendapatkan suara
terbanyak adalah Anzy Arrahman, kemudian Shevty Riany yaitu saya dan ketiga
Wida dan yang terakhir Dika. Saya tak mengira kalau saya bisa mengalahkan suara
sahabat perempun saya yang pintar itu. Dari situ kita merayakan kemenangannya
Anzy yang menjadi ketua OSIS dan saya yang menjadi wakilnya, yang disekretasi oleh Wida dan bendahara oleh
Dika. Setelah berjalannya masa kepengurusan kami entah mengapa sya merasakan
sikap sahabat saya mulai beda entah karena factor apa dia sepertinya kurang
serius dalam mendukung setiap OSIS mengadakan acara. Dan kebersamaan kami pun
sudah tak seharmonis lagi hingga akhirnya kita sudah jarang pulang bersama dan
saya jadi pulang bareng sahabat saya yang satu kelas. Aktivitas saya di SMA lumayan menyita waktu yang
lumayan, salah satunya waktu belajar
saya smapai-sampai prestasi saya turunnya anjlok hingga saya hanya mendapatkan
peringkat ke 6. Dan faktor lain saya perhatikan laki-laki dewasa itu sudah agak
beda dan saya rasa dia sedang memilki hubungan dengan perempuan lain.(,haaaa so
tau banget yah saya... )
Tanpa
saya ketahui dari orang lain ternyata saya merasakan perbedaan itu maka saya
langsung menyimpulkan itu semua, ternyata memang benar dia sedang dekat denga
perempuan lain. Sempat saya Tanya dia langsung dan tetap saya hanya mendapatkan
jawaban yang sama yaitu dia tak mau mengakuinya. Karena saya rasa kalau saya
juga memang lagi dekat denga dia bahkan komunikasi juga lumayan intens, tapi
yah saya bingung menyimpulkan kalau saya itu apanya dia sampai saya berpikir
kalau saat ni saya HTS yaitu hubungan tanpa status tapi itu sii baru pikiran
saya, mungkin saja dia hanya mengangap saya itu teman biasa. fiiiuuuuhh,,,,
Dari
semua dugaan saya selama ini benar kalu dia sedang menjalin hubungan dengan
perempun lain setelah saya tahu dengan sepengetahuan saya sendiri bahkan
perempuan itu menceritakan terbuka seputar hubungan mereka. Ini terjadi ketika
salah satu saudara dia menikah dan kebetulan pacarnya dia juga masih sodaraan
dengan dia, yaaah saya pikir mana mungkin sih dia pacaran dengan sodara
sendiri. Kebetulan saya menjadi pagar ayu dipernikahan sodaranya, dan saya di
pasangkan sebangku dengan pacarnya dia lagi,, taulaaah perasaanku saat itu
bagaimana sampai saya tak bisa mendeskripsikan perasaan sakit saya hari itu.
Dengan senangnya perempuan itu bercerita kalau saat ini dia sedang berpacaran
dengan orang sini juga dan namanya itu Asep ( pas banget ketika dia menyebutkan
nama Asep pacarnya itu menunjukan ke arah laki-laki dewasa yang selama ini saya
cintai dan saya tunggu-tunggu) tuhaaaann,, rapuhlah segala harapanku itu,
setelah sekian tahun saya mempertahankan perasaan itu hingga dengan sepersekian
detik hancur berantakan seketika. Dan saya hanya mendengarkan pacarnya terus
bercerita meski saya selama itu menahan air mata yang mau tumpah. Saya masih
bersikap biasa sama pacarnya dia karena pada awalnya kita bertemu secara
baik-baik dan saya berusaha untuk menutupi perasaan saat itu.
Saya
mencoba tenang dan berusaha seolah tak terjadi apa-apa, ketika prosesi
pernikahan sudah selesai tiba-tiba laki-laki dewasa itu menghampiri teh opie
yang memberikan obat, entah obat apalah tapi kata dia itu obat magg. Dia tak
mau brhenti menceritakan laki-laki dewasa itu sebagai pacarnya sambil
ketawa-ketawa sendiri, tapi dia tidak tahu betapa sakitnya saya saat
mendengarkan semua cerita dia. Pantas saja waktu pagi-pagi teh opie di antarkan
sama dia kerumah yang hajatan, dan dari situ juga saya sudah punya dugaan kalau
mereka punya komitmen. sesampainya disana mereka berdua tiba-tiba duduk di
kursi pelaminan dan saya hanya mengintip dibalik gordengnya pengantin dan
menahan sakit, lalu ada seorang ibu-ibu yang mengatakan kepada mereka (ayoo
dong mau kapan a Asep menyusul) euuuuhh kata-kata dari ibu-iibu ituh seakan
seperti peluru yang masuk kedalam hatiku seolah menghancur seketika.
Dan
waktu adzan duhur tiba saya dan teh opie… pergi kerumah masing-masing untuk
ganti baju, ya kalau dia perginya kerumah laki-laki dewasa itu karena mereka
kan secara sodaraan. Sebelum langkah
kami terpisah teh opie meminta saya untuk sms kalau nanti mau ke acara
pernikahan itu lagi dia meminta berangkat bareng. Sesampainya saya di rumah langsung
masuk kamar dan menumpahkan semua air mata yang selama tadi saya
tahan-tahan … setelah saya beres shalat
lalu saya langsung mampir ke rumahnya laki-laki dewasa itu karena itu
permintaan teh opie… dan setelah saya sampai di depan rumahnya ternyata mereka
sedang ngobrol bareng kalau ga salah di kamrnya dia tapi ya memang nngobrolnya
rame-rame siih,, dan akhirnya saya hanya berangkat sendirian karena dia bilang
nanti teteh menyusul. Mungkin karena
mereka sedang asyik bersama. Kemudian tiba-tiba dia menunjukan foto-foto
pacarnya itu lebih tepatnya laki-laki dewasa itu yang mengenakan batik
panjang,,ya saya hanya melihatnya saja,, sempat saya melamun(andai saja teteh
tahu laki-laki yang barusan teteh tunjukan itu adalah laki-laki yang sama-sama
kita cintai).
Selesai
sudah acara itu dan akhirnya terjawab rasa penasaran saya selama ini. Mulai
saat itu saya memberanikan diri untuk lebih memastikan ke dia langsung. Suatu
malam akhirnya saya diberi kesempatan bisa ngobrol dengannya. Dan saya yang
mengawali pembicaraan itu:” A apa benar sekarang A sedang menjalin hubungan
dengan teh opie…?” seketika dia langsung menarik nafas panjang
.fiiiuuuhh,,,”cukup berat buat A menyampaikan hal ini, tapi terpaksa A katakana
mala mini, iyah memang benar saat ini A sedang jalan dengan nya,dan ga
mungkinkan A putuskan dia tanpa sebab dan langsung jalan dengan nong? nong
adalah panggilan dia dan sinta buat saya. Lalu saya menjawab dengan tenang” oh,
iyah gpp nong tidak minta A memutuskan hubungan itu, nong hanya ingin memastikan
saja. Lalu dia menjawab lagi sambil menghadapkan wajahnya ke hadapan wajah
saya” nong, mungkin saat ini A harus jalan dengan dia, yang namanya jodoh kan
kita tidak tahu, kalau kita berjodoh pasti akan dipertemukan kembali” dan
akhirnya saya menangis dan memutuskan untuk pulang dan meminta maaf kepadanya
sudah mau menjawab rasa penasaran saya selama ini. Dan akhirnya saya harus
belajar menerima kenyataan itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar