Realita Cinta Riany 4

“Teka-teki mulai terjawab”
Sebenarnya saya memutuskan ngambil kuliah di Bandung itu saya tidak cerita sama  dia karena terakhir dia mengatakan lewat pesan singkat  menyuruh saya untuk tidak mengharapkan dia lagi, dari situ saya tersadar mungkin dengan cara seperti ini saya bisa melupakan harapan bersamanya. Bahkan pada saat pertama saya ke Bandung saya tak sempat pamitan. Tapi saya mendapat kabar kalau dia ternyata menanyakan tentang saya sama sahabat saya sinta, kata sinta saat saya di Bandung mereka ngobrol berdua menanyakan keberadaan saya dan akhirnya sinta mengatakan kalau saya jadi kuliah di Bandung, lalu sinta bilang dia sempat merasa menyesal mungkin sinta menyimpulkan itu dari melihat ekspresi dia, ntah apa yang dia sesali dan malam itu sinta berkata :”kenapa A sia-siakan si nong? Padahal dia tulus sayang sama A, bahkan nta lihat sepertinya orang tua sutuju dengan kedekatan kalian”. Kemudian dia menjawab:”fiuuuuh,, iyah yah.. mungkin si nong kurang bersabar. Eh,, salah,, Aa nya mungkin yang kurang peka dan tidak mau memberikan kesempatan (dia sambil menengadahkan wajahnya seperti menahan tangis)”. Yasudahlah jangan dibahas lagi. Dan mereka memutuskan untuk menutup bahasan yang lain. Dan Sinta langgsung pamit pulang.
          3 hari lamanya saya di Bandung untuk mengikuti acara ta’aruf, itu pun saya sangat amat tidak betah tinggal di Bandung sehari-harinya saya hanya menangis sesampainya di kamar sama halnya dengan teman sekamar saya dia juga nangis terus apalagi dia itu anak bontot (Bungsu) karena saat ta’aruf itu bertepatan dengan bulan suci romadhon, bisa kalian bayangkankan?? Betapa sedihnya jauh sama orang tua apalagi saya belum terbiasa. Setelah selesai ta’aruf saya langsung memutuskan untuk pulang ke rumah bareng dengan teman sekamarku yang kebetulan kita satu daerah purwakarta tapi beda Desa. Padahal acara ta’arufnya beluk kelar alias saya berdua kabur dari acara itu karena pengawasannya juga kurang ketat makanya kita bias melarikan diri, itupun mungkin keterbatasan panitia yang harus mengawasi 4000 mahasiswa dan tugas panitiapun bukan hannya mengawasi saja tapi banyak hal yang harus mreka kerjakan agar acaranya berjalan dengan lancar.
          Sesampainya saya dirumah lalu saya di sambut orang tua dan saya langsung bercerita seputar kegiatan selama 3 hari disana, mereka tertawa dan menguatkan saya agar mau bertahan di sana. Karena saya belum apa-apa sudah minta berhenti kuliah karena tidak betah(menyerah). Dan saya menceritakan ketika saya mendapatkan 1 buah buku hadiah dari keberanian saya naik ke atas panggung yang sangat bear di auditorium aula UIN hanya dengan menjawab pertanyaan dari pemateri yang tanyakan, dan saya salah satu peserta yang naik ke panggung dengan keberanian dan dari hasil saya menyimak ketika pemateri menerangkan. Orang tua juga senang mendengarnya karena mereka tau anaknya itu cukup pemberani selama dia mampu dan benar.
Lalu sinta menemui saya dan saya melanjutkan bercerita. Dan saya katakana kalu 2 hari lagi saya harus kembali ke Bandung untuk memulai perkuliahan pertama saya. Mamah dan bapak saya sibuk menyiapkan apa yang harus saya bawa untuk perbekalan disana, yaaa wajar saja karena saya berasal dari kampung dan dari keluarga yang sederhana. Tapi hebatnya keinginan orang tua saya menyekolahkan saya sampai ke jenjang perguruan tingngi, mungkin mereka menginginkan anaknya lebih dari apa yang mereka miliki saat ini. Dan saya merasa beruntung memiliki orang tua sehebat mereka. Tibalah waktunya saya harus mempersiapkan diri untuk berangkat  kesana, lalu saya mendapatkan sms dari sinta dia menanyakan kapan  saya berangkat lagi, kemudian saya memberitahunya, lalu sinta langsung menemui saya dirumah, dia lari-lari sambil menangis dan langsung memeluk saya karena saya yakin dia berat baanget mau berpisah dengan saya karena kita sahabat sekaligus saudara terdekat, pantas saja dia menangis ketika saya mau pergi.
          Tak lama kemudian sinta langsung mengeluarkan satu bingkisan kecil dan mengatakan sesuatu sama saya “ nong,, ini ada titipan dari seseorang yang sayang sama nong, tapi dia tidak ingin identitas dirinya diketahui”. Oh, iyaa,, sampaikan ucapan terima kasih nong untuknya “jawab nong”, dan otomatis saya penasaran doong siapa yang memberikan bingkisan itu, lalu saya memeluk sinta dan akhirnya kita menangis bersama. Teka-teki cinta itu hampir saya pecahkan, namun saya harus lebih peka dan cari tau yang sebenarnya siapa pengirim itu. Tapi kenapa tiba-tiba hati saya mengatakan kalau dialh yang memberikan bingkisan itu ya Alloh,,, berikan jawaban atas semua rasa penasaranku ini,(lagi-lagi perasaan itu kuat sampai akhirnya nong merasa dialah jawaban dari teka-teki cinta nya itu).
          Bapak saya memanggil tandanya saya harus siap untuk pergi karena saya mau di antar lagi. Sinta juga ikut mengantar saya samapi depan, saya tetap tidak member tahu sama dia tentang keberangkatan hari ini. Jujur saja saya sakit menahan, karena sebenarnya saya mau saat-saat saya pergi. Tapi saya mencoba untuk bisa lepas darinya.
Sepanjang perjalanan saya masih penasaran dengan orang yang ngasih bingkisan itu tapi saya sangat yakin kalau itu dari dia, tapi kemungkinan lain juga orang lain,,aaaaarrrgghhh,, sudahlah nong stop dulu dia, jangan sampai pikiran itu menghalangi niat  untuk melanjutkan sekolah. Sampailah saya di tempat tinggal saya sementara(kosan baru), saya merapihkan barang sama bapak dan setelah itu bapak harus kembali pulang dan saat-saat itulah saya tak menginginkannya, karena mau di tinggal lagi, ketika bapak pamit dan dia sambil memeberikan nasehat terutama masalah ibadah dan menjaga diri yang paling utama, lalu saya mencium tangannya dan meminta keridoan dan doa untuk kelancaran selama perkuliahan saya, jaaahh saya nangis deh … gak kuat jadi saya memeluk bapak,, tapi bapak cepat langsung melepaskan pelukan karena malah jadi bapak saya yang tidak tega melepaskan puteri kesayangannya. Saya hanya melihat kepergian bapak sampai bapak  menghilang.
          Saya mulai membiasakan diri jauh dari orang tua, pada kenyataannya memang keseharian saya kurang dekat dengan mereka tapi kalau jauhan kaya gini ga mau juga. Saya berusaha bertahan dan memberikan kabar yang baik-baiknya saja karena takut mereka cemas tapi terkadang juga saya bercerita yang membuat mereka cemas. Tapi mereka memakluminya bahkan saya bisa dibilang seringa banget pulang pergi Purwakarta-Bandung. Saya merasa sangat senang mendapatkan tema-teman baru yang baik-baik, tapi setelah lama kenal saya menyadari juga ada beberapa teman yang memang kurang cocok, hingga akhirnya saya menemukan teman yang lebih klik dan sefaham dengan saya dia adalah perempuan baik yang tempat tinggalnya di Majalengka dia bernama Tika Mulyasari, unik banget pertama kenal sama dia, awalnya saya satu kelompok waktu di acaranya pramuka saya kira gak akan ketemu lagi tapi ternyata dia teman sekelas saya, dan pada saat awal perkuliahan saya sama tika saling menceritakan latar belakang keluargamasing-masing sampai-sampai kami berdua menangis haru, mungkin keingetan orang tua juga dirumah. Dan akhirnya saya bisa melalui satu semester dengan mendapatkan IP (Indeks Prestasi) 3,18 yang keebetulan Ip segitu lumayan terbilang tinggi di jurusan MIPA, pada awalnya saya kurang pede masuk jurusan fisika tapi setelah saya bisa melalui itu dan saya mulai merasa cukup pede, dan persainganpun ketat, ternyata sebagian teman-teman dan termasuk saya juga merasa tidak dari hati masuk jurusan ini karena kebanyakan ini semu tuntutan orang tua dan yang melihat prospek kedepannya lebih baik apalagi guru fisika itu sangat jarang sekali.
Dengan demikian kita berusaha bertahan untuk memenuhi apa yang orang tua kita inginkan. Saya memberiakan kabar kepada orang tua bahwa hasil ujian saya terbilang lumayan bagus, dan mereka bangga dengan hasil saya dan perubahan saya yang sudah jarang pulang. Saya yakin mamah tersenyum lagi, dan saya selalu ingin membuat orang tersayang merasa senang. Mulai terasa peran saya sebagai mahasiswi,,hiiihii ga nyangka! Dan ternyata ta seenak pemikiran saya dahulu ketika di SMA kalau kuliah itu enak,,nyatanya kulia itu justru dituntut dewasa dan peka terhadap segala sesuatu jika kita lengah sedikit saja yaaasudahlaah kita tertinggal. Saya mencoba menjalaninya sepenuh hati meski belum sepenuhnya saya nyaman berada di kelas Fisika. Haaaaa..haaaa

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Kalender

Tong Hilap Waktu Sholat